AKU DAN WONDERKU

Syukurku pada Allah SWT, yang menemukan aku, dengan pagi Sabtu yang cerah. Namun ada secuil tanya dalam hatiku kenapa persaanku tidak secerah mentari pagi ini? Badanku pegel, pikiranku melayang entah kemana. Sambil menatap Civic wonder tuaku yang seakan bertanya, mau kemana hari ini tuanku? Tidak jawabku cukuplah bagiku menghangatkan tubuhmu yang tua setelah itu kembalilah nikmati istirahatmu.
Menatap Civic tuaku yang selama ini selalu setia mengahatar aku dan orang terdekat, kemanapun kami mau. Ada banyak hal yang menyadarkanku, tubuhnya boleh tak seindah generasi baru, tapi semangat dan kemampuannya hampir tak pernah membuatku kecewa, lalu bagaimana dengaku mampukah pada usiaku yang juga tidak lagi muda, untuk memeliki semangat dan daya saing yang tinggi?
Usia sungguh tak dapat dipungkuri. Seberapapun usahaku untuk memperbaiki penampilan Honda Civic Wonderku namun orang akan tetap tau dia adalah mobil generasi tahun delapan puluhan. Demikian juga aku, seberapapun aku berusaha untuk menjaga kebugaran, namun semua orang tau bahwa aku sudah tidak muda lagi.
Pada banyak kesempatan memang ada banyak sahabatku yang menyatakan kagum dengan kemampuan Wonderku. Melaju ok, menerobos ok , menanjak ok, “wow sungguh tidak kalah dengan generasi baru” kata seorang sahabat saat kami melaju bersama.
Belajar dari Wonderku, pada usia yang tidak muda lagi, hanya kemampuan yang dapat membuat orang menyukai kita, karena apalah artinya semua penampilan wonderku, jika dia tidak dapat lagi melaju demikian juga aku, apalah arti penampilanku jika aku tidak dapat memberi arti, pada orang terdekatku.
Aku dan Wonderku sudah tidak muda lagi, walau ada banyak sahabat yang suka dengannya, cobalah tanya apakah sahabat itu inigin memiliki wonderku? Tentunya jawabnya tidak, kecuali aku menjualnya dengan harga murah atau memberikannya secara gratis. Demikian juga aku, walau ada banyak sahabat yang menyukaiku, cobalah tanya apakah dia ingin memilikiku? Jawabnya pasti oh........ tidak ha ha ha.
Goresan ini untuk sahabat dan adek-adekku, manfaatkan waktu dan usia kalian dengan sebaik mungkin karena waktu takkan pernah kembali.

Salena Jones


Salena Jones (62) dikenal dengan suara contralto yang empuk. Ia banyak memopulerkan kembali lagu-lagu yang pernah dibawakan artis lain. Lewat interpretasi personalnya, lagu artis lain yang telah terkenal pun di tangan Jones seperti menjadi lagu baru, khas milik Jones.

Salena Jones, antara lain, pernah melantunkan Still yang sebelumnya dipopulerkan The Commodores lewat vokal Lionel Ritchie. Kemudian Antonio’s Song (Michael Franks), Lately (Stevie Wonder), Love is in the Air (John Paul Young).

Selena memulai karier sebagai penyanyi di tahun 1966, ia pindah ke London setelah menjadi penyanyi kontrak di sebuah klub di Spanyol. Di London Selena menjadi penyanyi di sebuah klub bernama Ronnie Scott's, di tempat itulah nama Selena mulai dikenal. Selama merintis karier musiknya Selena telah tampil di berbagai Hall musik terkenal di seluruh daratan eropa seperti Perancis, Jerman, Swiss, Spanyol, Belanda dan masih banyak lagi. Nama Selena makin berkibar ketika BBC Big Band tertarik untuk mensponsorinya, ia akhirnya berkesempatan tampil di benua Australia, Afrika, Amerika Selatan hingga ke benua Asia seperti Cina,Jepang, Hongkong bahkan Indonesia.

Diawal tahun 2000 Selena berkesempatan tampil pada Lionel Hampton Jazz Festival di kota Idaho. Ia tampil bersama the Hank Jones` Quartet dan juga musisi terkenal lainnya seperti Russell Malone, Lewis Nash,Roy Hargrove, Dianne Reeves dan Freddie Cole. Selama pertunjukan yang berlangsung di Amerika ini Selena juga tampil pertama kali bersama grup trionya sendiri di sebuah klub yang cukup terkenal di kota New york, Blue Note Jazz Club, Ia menjadi penyanyi eropa pertama yang pernah tampi di klub tersebut. Selena boleh berbangga hati karena tiket pertunjukannya sold out dan satu dari empatlpenampilannya di siarkan langsung keseluruh dunia melalui world wide web dan juga di liput oleh stasiun tv dari Jepang.

Level 42


Seusai tampil di Dji Sam Soe Super Premium Java Jazz Festival 2007 di bulan Maret 2007 yang lalu, kini Level 42 akan datang menghibur para jazz lover di tiga kota yakni; Medan, Bandung, dan Surabaya pada 11, 13 dan 14 Juni tahun ini dalam rangkaian konser tur dunia mereka . Bersiaplah menonton penampilan grup musik yang dibentuk pada tahun 1980 ini. Selama 14 tahun berkarya, Level 42 setidaknya telah merilis 17 album dan mencetak 29 lagu hit. Dan yang terbesar adalah lagu “Lessons In Love” yang menjadi lagu nomor saru di lebih dari 17 negara, pada tahun 1986. Lagu hits lainnya yang mungkin diketahui juga oleh penggemar Level 42 di tanah air adalah lagu “Something About You” dan lagu “Running in the family”.

Level 42 terdiri dari Mark King (bass, vokal), Phil Gould (drum), Boon Gould (gitar), dan Mike Lindup (keyboard). Single pertama mereka adalah "Love Meeting Love”, dan album perdana “Level 42” dirilis pada tahun 1981. Namun baru di tahun 1984, Level 42 berhasil menembus tangga lagu Inggris melalui "The Sun Goes Down (Living It Up)". Dan di tahun 1985, lagu "Lessons in Love" mampu menjadi lagu nomor satu di Inggris. Sedangkan lagu "Something About You" menembus tangga lagu Top 10 di Amerika Serikat.

Rekaman Level 42 selanjtunya juga mampu menjadi hit di Inggris, yaitu lagu “Running in the family” di tahun 1987 dan lagu “Staring at the Sun” di tahun 1988. Namun kakak-beradik Phil & Boon Gould keluar dari Level 42 pada tahun 1987. Posisi mereka kemudian digantikan oleh gitaris Alan Murphy dan penabuh drum Gary Husband. Dan setelah Alan Murphy meninggal dunia karena penyakit AIDS di tahun 1989, posisinya digantikan oleh gitaris Alan Holdsworth. Rilis album Level 42 selanjutnya adalah “Guaranteed” di tahun 1991 dan album “Forever Now” di tahun 1995.

CHRIS BOTTI


Meskipun namanya dikenal luas sebagai musisi/performer "contemporary jazz", trumpeter Chris Botti mengawali langkahnya dengan menyeburkan diri pada dunia musik pop. Penyanyi yang juga merupakan penduduk asli kota Oregon ini mulai bermain musik pada saat usianya masih menginjak angka sepuluh tahun, dan semasa duduk dibangku sma ia mulai tampil bermain musik secara profesional. Setelah menyelesaikan studinya di jurusan "music program" Indiana University di bawah arahan seorang "jazz educator" David Baker, ia pindah ke kota New York dimana ia belajar sekaligus bekerja dengan "saxophonist" George Coleman dan "trumpet great" Woody Shaw. Dibawah dua arahan produser tersebut dan juga Hugh Padgham dan Arif Mardin, Botti dengan cepat menjelma sebagai "highly regarded pop session player" dan ikut terlibat dalam proses rekaman bersama musisi ternama seperti Bob Dylan, Aretha Franklin, dan Thomas Dolby.

Di tahun 1990 Botti mendapat tawaran untuk bergabung dalam Paul Simon's band, dimana ia akhirnya pun bergabung sampai lima tahun lamanya. Akhirnya pada tahun 1995, Botti membuat album solo perdananya yang bertajuk "First Wish", sebuah album yang menggabungkan musik "contemporary pop-jazz" dengan unsur "art rock". Setelah tampil pada film Caught di tahun 1996, Botti muncul lagi dengan sebuah LP (mini album) di tahun 1997 dengan titel "Midnight Without You" dan disusul lagi oleh album dengan titel "Slowing Down the World" di tahun 1999.

Dua tahun setelah itu, ia tampil bersama Sting dalam tour "Brand New Day world tour", dan moment itu membawa Botti untuk kembali menggali ulang musik-musik lama sambil berusaha menciptakan sesuatu yang baru. Album "Night Sessions" yang keluar di tahun 2001 di rekam di Los Angles dimana menampilkan musik dengan nuansa "jazzy pop". Di tahun 2003 muncul album Thousand Kisses Deep, dan untuk mengurangi unsur "tradtional orchestral jazz" di tahun 2004 keluarlah "When I Fall In Love" dan dilanjutkan dengan "To Love Again The Duets" di tahun 2005.

Albums:
To Love Again: The Duets (2005)
When I Fall In Love (2004)
A Thousand Kisses Deep (2003)
December (2002)
Night Sessions (2001)
Slowing Down The World (1999)
Midnight Without You (1997)

SYAHRANI


Hatinya sudah untuk musik jazz

Dia salah satu perempuan yang terus eksis mengembangkan musik jazz di Indonesia, talentanya telah dikenal dari berbagai festival jazz di dalam maupun di luar negeri. Mengawali karir sebagai penyanyi dari klub ke klub telah dilakoninya sejak 15 tahun terakhir, prestasinya telah tertoreh dalam berbagai bidang seni dan baru-baru ini dia memutuskan bermain di film GARASI garapan Agung Sentausa, produksi MILES Production.

Di tengah padatnya jadwal manggung perempuan bernama asli Saira Syaharani Ibrahim, kelahiran Batu, yang baru saja meluncurkan album "Untuk Kamu" ini, djisamsoe.com berhasil mendapatkan kesempatan berbincang santai mengenai musik jazz yang digelutinya seusai tampil di Dji Sam Soe Super Premium FRIDAY JAZZ NITE di Boulevard Lounge, Hotel Nikko-Jakarta bersama bandnya Queen Fire Works.

Kenapa Anda memilih musik jazz sebagai karir?
Hmm...aku dan Queen Fire Works (-bandnya) memilih musik jazz itu sebagai basic, sehingga ketika kita mengembangkannya ke arah macam-macam, misalnya groove, pop, funk...terlihat ciri khas kita, kita gunakan jazz sebagai feel kita, kita implementasikan jazz dalam berbagai elemen lagu, kita eksplor, because it's that it that way..karena kan bosen yah kalo kita mainin lagu seperti di kaset atau CD..monoton!Nah..dengan basic jazz, we can explore it!

Sudah suka jazz dari kecil?
It's a give!
orang tuaku suka sekali mendengarkan banyak musik jazz, dari kelas dua SD saja aku udah sering dengar Nat King Cole..orchestra, something like that..ini satu kelebihan, dibandingkan ketika kita mendengar jazz ketika berusia 25 tahun, efeknya pasti beda!Sebenarnya aku nggak memilih jazz..tapi itu ada di dalam aku I'ts in me! (sambil menunjuk dadanya), dulu..aku sempat gabung main rock, and then again ketika aku main swing, ballad.."dia"(musik jazz) sudah ada di sana..jadi aku nggak perlu latihan sampai want to be gimana...I don't need too! I don't worry about jazz because in me everywhere!

Ada musisi jazz yang difavoritkan?
here..(sambil menunjuk) Donny Suhendra (Queen Fire Works band), karena dia bisa membuat sebuah lagu terlihat jauh lebih berharga..lebh hidup..saya nggak bisa main gitar, paling saya bikin lagu berapa chord..tapi dia bisa bongkar like hell sehingga semua aransemen bisa begitu lebar...belum ada duanya buat saya!(sambil tersenyum) He's a hell of musician! dan gue ngumpul di Queen Fire Works, which is ada Tito, Dani, Andre, Didit dengan latihan yang padat dan sesi pertemuan yang sempit karena sebagian dari kita tinggal di Yogya, cuma kita bisa bongkar lagu seperti apa yang mengalir dalam jiwa kita. Yang lebih mengikat adalah musiknya, karena rasa belonging yang kuat antar satu sama lain, perasaan kekeluargaan, itu yang bisa menyatukan kita karena musik nantinya just follow..

Karena rasa keingintahuannya yang besar, dia menerima tawaran bermain film, baginya bermain film itu sangat sulit, meskipun dia pernah memerankan karakter Nyai Dasima dalam lakon teater Madame Dasima pada tahun 2001 lalu.

Akhirnya jam di tangan telah menunjukkan angka 12 pada tengah malam itu dan sesi wawancara pun harus berakhir, namun Syaharani masih menebar keceriaan pada orang-orang sekitarnya, seperti keceriaannya menyanyikan lagu-lagu jazz yang membuat penonton bergoyang beberapa menit sebelumnya.

Angelita Li


Angelita Li memulai karier nya di dunia musik pada tahun 1979, di usia nya yang masih 9 tahun ia sudah sering mengisi "background vocal" untuk iklan-iklan komersial di televisi. Di awal tahun 90an ia menghabiskan waktu selama lima tahun di Bangkok untuk merintis kariernya di dunia musik bersama beberapa grup jazz setempat. Seiring berjalannya waktu namanya mulai terdengar dan ia pun mendapat tawaran dari salah satu grup Fusion yang cukup "ngetop" di Thailand saat itu yang bernama Infinity. Angelita saat itu diminta ikut terlibat dalam proses pembuatan sebuah album yang bertitel "Together Again".

Setahun berikutnya sinar terang mulai menyinari karier musiknya, dimana bakat menyanyi yang ia miliki diminati oleh sebuah major label bernama Grammy Entertainment. Tidak lama setelah Angelita mendapat kontrak pertamanya tersebut album debutnya pun keluar, sebuah album dalam bahasa Inggris yang bertitel "The Eyes of Love".

Di tahun 1995, Angelita memutuskan untuk pindah ke kota Los Angeles untuk memperluas pengetahuan musikalitasnya, ia pun mendaftar ke dua sekolah musik samba ternama, Unidos de Los Angeles dan Lula and the Afro Brazil. Setelah banyak mendalami ragam jenis musik seperti
Jazz, Brazilian, Fusion, R&B, Top 40 , Funk dan Rock, Angelita lalu mengikuti semacam tour bersama para grup band ternama di Los Angeles. Pengalamannya yang mungkin tidak akan terlupa adalah dimana ia ikut menjadi back up vokal diatas panggung bersama Ricky Martin di tahun 1998 dalam acara MTV Awards yang berlangsung di Singapura.

Di tahun 1996 ia kembali kota asalnya Hongkong dimana ia mengeluarkan Chinese Jazz album pertamannya yang bertitel "Mystery". Album ini juga ikut dikerjakan oleh beberapa musisi jazz ternama seperti Eugene Pao, Dave Packer, Pau Candaleria, dan Anthony Fernandez. Lima tahun belakangan ini Angelita telah berkerja bersama the myriad musicians dimana mereka sering mengadakan berbagai festival jazz di berbagai penjuru Asia.

Di tahun 2002, Angelita diundang oleh European jazz label untuk rekaman album solo internasinal dengan titel "Caminhos Cruzados'yang turut menampilkan musisi-musisi lainnya seperti Eugene Pao dan peraih Grammy Hans Ulrik. Disamping sering menyumbang suara dalam album-album kompilasi jazz dan juga menjadi backing vokal para musisi ternama, Angelita juga sibuk memberi kuliah tentang menulis artikel dalam jazz, ia pun juga berkerja sebagai penyiar sebuah acara jazz di stasiun Radio Television Hong Kong.

Chaka Khan


Di tahun 1984 nama Chaka Khan melejit ke tingkat popularitas tertinggi selama karienya di blantika industri musik. Single "I Feel for you yang dibawakannya bersama Prince menuai sukses besar di tahun tersebut. Penyanyi "Rnb" yang tergabung dalam grup band Rufus ini memulai karier musik di tahun 1973, bersama label ABC Chaka bersama grup bandnya Rufus membawakan musik-musik beraliran funk dimana pada dekade tersebut grup ini punya pengaruh cukup besar di industri musik.



Lusinan penghargaan mulai dari Gold hingga Platinum telah diraih Chaka Khan bersama Rufus. Seiring waktu berjalan Chaka Khan mulai merintis karier solonya sebagai penyanyi di tahun 1978. Dengan arahan sang produser Arif Mardin ia berhasil menorehkan sebuah hits single dengan titel "I'm Every Woman" dimana single ini menjadi "big hits" dan berada cukup lama pada chart-chart lagu bergengsi. Sebagai seorang penyanyi solo Chaka Khan juga pernah terlibat sebagai backing vokal untuk singel Ry Cooder yang bertitel Bop Till You Drop.



Ditahun 1980 Chaka mengeluarkan album Naughty dengan single andalan "What 'Cha Gonna Do for Me". Berlanjut di tahun 1982 Chaka masuk dalam album kompilasi jazz dimana pada album ini terdapat musisi-musisi jazz ternama seperti Freddie Hubbard , Joe Henderson , Stanley Clarke , Chick Corea dan Lenny White . Chaka Khan kembali mengejutkan industri musik pop saat ia merilis single I feel for you di tahun 1984. Single ini berhasil mendapatkan platinum dan berhasil merebut Grammy. Di tahun 1990 Chaka Khan kembali sukses merebut Grammy untuk kedua kalinya dimana single "I'll Be Good to You" yang dibawakannya bersama Ray Charles menuai sukses besar di tahun tersebut.

PAUL ANGKA

ny Crason’s Tonight Show. Lagu-lagu lain yang lahir dari tangan dingin Paul adalaPenyanyi kelahiran ottawa canada 67 tahun yang lalu ini merupakan keturunan kanada-lebanon. Paul kecil aktif dalam kelompok paduan suara gereja orthodox Saint Elijah. Paul juga pernah bergabung dengan grup vokal trio “Bobby Soxers” semasa sekolah di Fisher Park. Berkat dorongan orangtuanya pada umur 14 tahun Paul rekaman single pertamanya yang berjudul “I Confess”. pada tahun 1957 dia pergi ke New York untuk mengikuti audisi di saluran televisi ABC.dengan membawakan lagu yang berjudul “Diana” Paul berhasil memuncaki tangga lagu. dengan kesuksesan ini Paul pun menjelma menjadi idola baru bagi kaum remaja pada masa itu.

Paul kemudian berkenalan dengan Buddy Holly saat tur bersama di Australia. Melalui perkenalan itu bakat lain Paul pun muncul yaitu sebagai pencipta lagu yang brilian, sebagai bukti dia berhasil menciptakan lagu hits yang kemudian dibawakan oleh Buddy yaitu “It Doesn’t Matter”. Lagu ini juga menjadi lagu tema acara Johnh “She’s A Lady” milik Tom Jones dan single yang telah mendunia milik Frank Sinatra yaitu “My Way”. Pada tahun 1960 Paul melakuka terobosan dalam karirnya dengan berakting dalam film layar lebar dengan titel The Longest Day sekaligus menulis lagu untuk soundtrack film ini yaitu “Lonely Boy” yang kemudian jadi hits sukses. Selain sukses dalam menghasilkan single yang mendunia Paul juga tercatat berhasil dalam menciptakan jingle untuk iklan komersial KODAK yang berjudul Times of Your Life. Jingle ini terbukti cukup populer pada masa itu dan Paul pun memutuskan untuk merekamnya dalam format full album. Pada tahun 2002 Paul Anka berduet dengan musisi lintas genre yaitu penyanyi hip-hop Jay Z dalam single “I Did It My Way” yang terdapat dalam album The Blueprint 2: The Gift and The Curse

TOMPI (TEUKU ADI FITRIAN)


Lahir dengan nama Teuku Adifitrian, atau lebih yang popular dengan nama Tompi pada tanggal 22 September 1978 di Lhokseumawe Aceh. Kesenian daerah Aceh sangat mendukung dengan hobi dan bakat Tompi di bidang seni terutama dalam hal tarik suara dan tari. Di Acehlah masa remaja Tompi di habiskan.

Hingga pada tahun 1997 ketika dia melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, di sela-sela waktu kuliahnya bakat tersebut dilanjutkan dan dikembangkan dengan lebih banyak lagi belajar seni musik dan tarik suara bersama penyanyi jazz terkenal di Jakarta Bertha dan pianis Tjut Nyak Deviana.

Lelaki lajang yang kini sedang menyelesaikan studi spesialisnya di bidang bedah plastic ini juga mempunyai kemampuan untuk menulis lagu dengan bantuan alat perekam kecil atau telpon genggamnya. Dia mengambil inspirasi pembuatan lagunya dari suasana sekitarnya pada saat itu atau juga dari pengalaman-pengalaman teman-teman dekatnya.

Pada tahun 2002, penyanyi yang tidak canggung lagi tampil membawakan gaya funk, r&b, soul, hip hop, nu-jazz, swing dan bossanova ini berhasil mendapatkan tawaran untuk menjadi house band di The Bar, Hotel Four Season Jakarta setelah sekian lama malang melintang “ngamen” dari satu acara ke acara yang lain. Karier profesionalnya sebagai penyanyi bertambah lagi ketika kelompok band jazz fusion baru Cherokee pada tahun 2003 mengajaknya untuk menjadi vokalis kelompok tersebut tampil di Singapura. Di sana, Tompi mendapat julukan dari para penonton “Supervocalist” atau “Supersound”. Kesuksesannya tersebut diikuti bersama dengan tournya Cherokee di kota-kota di Jawa dan beberapa tempat lain. Sepertinya saat-saat tersebut menjadi titik tolak kepopuleran Tompi sehingga dikenal dan disukai para remaja dan sebagian penggemar musik jazz di Indonesia.

Namun tidak sampai di situ saja. Pada akhir 2004, Tompi pun bergabung dengan sebuah kelompok band etnis-fusion yang musisinya terdiri dari multinasional, Bali Lounge. Ketika tampil dalam Java Jazz Festival 2005 di Jakarta, mereka berhasil memukau ribuan penonton yang hadir. Satu hit terkenal dari kelompok ini dengan penampilan Tompi yang lebih menonjol adalah lagu ‘Something’s Wrong’.

Langkahnya seperti sulit dihentikan saja. Pada pertengahan tahun 2005 lalu dia dengan percaya diri tampil dalam album solo perdananya dengan judul yang simple, “T”, yang merupakan inisial nama popularnya. Materi dalam album ini sebagian besar adalah kumpulan lagu-lagi ciptaanya dahulu, walau ditambahkan dengan lagu-lagu barunya seperti ‘Selalu Denganmu’ atau ‘Dance With Me’. Keseluruhan album ini berisi 12 lagu yang setengah darinya lagu berbahasa Inggris. Tompi pun berharap album solonya ini dapat diterima oleh semua kalangan baik itu pecinta musik jazz maupun pop di tanah air.

Bagi Tompi, yang masih mempunyai akar kuat dari serambi Mekkah tersebut, kesuksesan dan kepopulerannya selama ini tidak menggelapkan hatinya untuk berterima kasih kepada Sang Maha Pencipta dan lupa terhadap penderitaan sanak saudara di Aceh setelah dilanda musibah nasional tsunami di akhir tahun 2004 yang lalu. Pada waktu bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri 1426H yang lalu, Tompi juga terlibat dalam pembuatan album bareng-bareng “Soulful Ramadhan”. Sebuah album rohani dengan sentuhan modern namun tetap bernuansa padang pasir yang sangat khas dan kental dengan suasana Ramadhan. Selain itu, dia juga pernah membantu kelompok Groovology, Funkythumb dan Sova.

AKU BUKAN DEWA


Ada senyum saat aku mulai menulis pagi ini, gila sapa juga yang bilang aku ini Dewa, dewa mabok mungkin iya ha ha ha.


Tapi kalau boleh berandai-andai jika aku seorang dewa yang bisa memutar waktu weee dasyat man … aku ingin memutar waktu kembali untuk bertemu denganmu, dan tentu tidak dengan kondisiku yang sekarang.


Aku ingin memutar waktu untuk bersamamu, karena aku ingin menjadikanmu sebagai sinar dalam hatikiu, karena hangat senyum selalu menggetarkan jantungku.


Namun sekali lagi aku bukan dewa, yang dapat memujudkan semua itu. Aku hanya sosok manusia yang selalu memerlukan ijin dari orang lain untuk melakukan apa yang aku mau.


Aku butuh ijinmu untuk dapat mengagumimu karena cantik dirimu bagai surga dimataku.


Aku butuh ijinmu untuk menjadikanmu sinar dalam hatiku, karena hangat senyummu selalu menggetarkan jantungku.


Aku butuh ijinmu untuk mendekapmu, karena aku ingin menjagamu.


Aku butuh ijinmu, tanpa harus dirimu bertanya, mengapa aku mengagumimu? Karena aku juga tak tau, yang ku tau hanyalah senyumu bagai surga dimataku.


So.. ijinkan aku, mengagumimu, membelaimu, memelukmu, menjagamu dan menyanding hatimu di hatiku.


Special 4 Some one yang ada dalam jeroanku and Matur suwun 4 Naff yang udah nemani aku sarapan pagi ini .

OBAT ALAMI UNTUK DARAH TINGGI

1. Daun Dewa (Gynura segetum Merr.)

Efek/khasiat : meningkatkan sirkulasi darah, mencairkan bekuan darah, antikoagulan
Dosis : 15-30 gram daun segar atau 5-10 gram umbi

2. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Khasiat/efek : menurunkan kolesterol tinggi, menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar gula darah
Dosis : 2-3 buah matang1. Daun Dewa (Gynura segetum Merr.)

Efek/khasiat : meningkatkan sirkulasi darah, mencairkan bekuan darah, antikoagulan
Dosis : 15-30 gram daun segar atau 5-10 gram umbi

2. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Khasiat/efek : menurunkan kolesterol tinggi, menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar gula darah
Dosis : 2-3 buah matang

3. Mawar (Rosa chinensis Jacq.)
Efek/khasiat : melancarkan sirkulasi darah, menetralkan racun
Dosis : 3-10 gram bunga kering

4. Siantan (Ixora stricta Roxb.)
Efek/khasiat : mengecilkan bekuan darah, menurunkan tekanan darah
Dosis : 10-15 gram bunga

5. Temu Hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.)
Efek/khasiat : melancarkan sirkulasai dan mencairkan gumpalan darah, menetralkan racun dalam tubuh.
Dosis : 10 – 25 gram rimpang

6. Bawang Putih (Allium sativum L.)
Khasiat/efek :mencegah aterosklerosis, antikoagulan (menghancurkan penggumplan darah), menurunkan tekanan darah tinggi,
menurunkan kolesterol tinggi, menambah siistem kekebalan.

7. Bawang Bombay (Allium cepa L.)
Khasiat/efek : menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, mencegah pembekuan darah.

8. Terung Ungu (Solanum melongena L.)
Khasiat/efek : mencegah aterosklerosis, mencegah meningkatnya kolesterol darah

9. Jamur Kuping (Auricularia auricula)
Khasiat/efek :menurunkan tekanan darah tinggi, mencegah aterosklerosis, menurunkan kolesterol.

10. Jamur ling zhi (Ganoderma lucidum Karst.)
Khasiat/efek :mencegah dan mengatasi jantung koroner, menurunkan kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi.
Dosis : 3-10 gram direbus, airnya diminum.

11. Daun Salam (Syzigium polyanthum)
Khasiat/efek : menurunkan koesterol dan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar gula darah tinggi.

12. Jantung Pisang (Musa paradisiaca)
Khasiat/efek :mencegah stroke dan pendarahan otak, baik untuk jantung dan pembuluh darah.

13. Rumput Laut (Laminaria japonica)
Khasiat/efek : menormalkan tekanan darah, menurunkan kolesterol tinggi, mencegah aterosklerosis.

3. Mawar (Rosa chinensis Jacq.)
Efek/khasiat : melancarkan sirkulasi darah, menetralkan racun
Dosis : 3-10 gram bunga kering

4. Siantan (Ixora stricta Roxb.)
Efek/khasiat : mengecilkan bekuan darah, menurunkan tekanan darah
Dosis : 10-15 gram bunga

5. Temu Hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.)
Efek/khasiat : melancarkan sirkulasai dan mencairkan gumpalan darah, menetralkan racun dalam tubuh.
Dosis : 10 – 25 gram rimpang

6. Bawang Putih (Allium sativum L.)
Khasiat/efek :mencegah aterosklerosis, antikoagulan (menghancurkan penggumplan darah), menurunkan tekanan darah tinggi,
menurunkan kolesterol tinggi, menambah siistem kekebalan.

7. Bawang Bombay (Allium cepa L.)
Khasiat/efek : menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, mencegah pembekuan darah.

8. Terung Ungu (Solanum melongena L.)
Khasiat/efek : mencegah aterosklerosis, mencegah meningkatnya kolesterol darah

9. Jamur Kuping (Auricularia auricula)
Khasiat/efek :menurunkan tekanan darah tinggi, mencegah aterosklerosis, menurunkan kolesterol.

10. Jamur ling zhi (Ganoderma lucidum Karst.)
Khasiat/efek :mencegah dan mengatasi jantung koroner, menurunkan kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi.
Dosis : 3-10 gram direbus, airnya diminum.

11. Daun Salam (Syzigium polyanthum)
Khasiat/efek : menurunkan koesterol dan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar gula darah tinggi.

12. Jantung Pisang (Musa paradisiaca)
Khasiat/efek :mencegah stroke dan pendarahan otak, baik untuk jantung dan pembuluh darah.

13. Rumput Laut (Laminaria japonica)
Khasiat/efek : menormalkan tekanan darah, menurunkan kolesterol tinggi, mencegah aterosklerosis.

HINDARI STROKE

Stroke adalah hilangnya sebagian fungsi otak yang terjadi secara mendadak atau tiba tiba akibat dari sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak. Tanpa oksigen dan nutrisi penting yang dialirkan bersama dengan darah, sel otak akan rusak atau mati dalam beberapa menit.

Kematian sel otak berbeda dengan sel lain yang ada pada tubuh. Bila sel lain yang rusak akan cepat mengalami regenerasi, sel otak akan mati permanen. Sebagian besar stroke disebabkan oleh karena sumbatan pembuluh darah otak, sisanya disebabkan oleh karena perdarahan atau pecahnya pembuluh darah otak.

Ada tiga penyebab utama stroke :

* Stroke thrombolitik. Stroke jenis ini disebabkan oleh karena timbunan lemak (plak) yang terbentuk pada dinding pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke otak. Proses pembentukan berlangsung lambat sehingga sumbatan yang terjadi pun berlangsung secara bertahap, sampai akhirnya pembuluh darah arteri tersumbat total.
* Stroke embolitik. Stroke jenis ini disebabkan oleh karena bekuan darah atau plak yang terbentuk pada pembuluh darah di tempat lain terlepas dan mengembara bersama dengan aliran darah sampai akhirnya mentok dan menyumbat pembuluh darah otak. Saat mengembara, bekuan darah atau plak disebut dengan embolus.
* Stroke hemoragik. Stroke jenis ini disebabkan oleh karena pembuluh darah arteri yang menyuplai darah ke otak pecah tepat di tengah tengah otak. Kematian akibat stroke hemoragik sangat tinggi karena sifat penyakitnya yang sangat cepat dan mendadak.

Stroke sangat menakutkan. Pada penderita stroke akan terjadi penurunan kualitas hidup yang sangat besar. Penderita juga sangat tergantung pada keluarga atau orang lain disekitarnya. Kecacatan yang terjadi bisa bersifat permanen sehingga menimbulkan masalah lain yang tidak kalah peliknya. Oleh karena itu, sebelum semuanya terjadi marilah kita mencegah terjadinya stroke.

Serangan stroke sebenarnya sudah dibangun sejak beberapa tahun sebelumnya. Beberapa faktor resiko terjadinya stroke antara lain tekanan darah tinggi, merokok, penyakit jantung, dan diabetes.

Berikut beberapa langkah yang bisa anda lakukan untuk mencegah serangan stroke :

* Kontrol tekanan darah anda. Periksalah tekanan darah anda secara periodik dan jika naik, segeralah ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Penanganan tekanan darah yang tepat akan mengurangi resiko terjadinya stroke dan serangan jantung.
* Berhentilah merokok. Rokok terbukti meningkatkan resiko terjadinya stroke. Studi membuktikan bahwa resiko terjadinya stroke pada orang yang berhenti merokok selama 2 sampai 5 tahun, jauh lebih rendah daripada mereka yang masih merokok.
* Berolah ragalah yang teratur. Para ahli beranggapan, olah raga akan membuat jantung lebih kuat sehingga mampu mengalirkan darah lebih optimal. Olah raga juga akan mampu menurunkan berat badan. Kegemukan meningkatkan resiko terjadinya tekanan darah tinggi, atherosklerosis, penyakit jantug, dan kencing manis. Aktivitas fisik seperti jalan santai, berenang dan kerja lapangan mampu menurunkan resiko stroke dan penyakit jantung. Sebelum memulai olah raga, konsultasilah ke dokter untuk mengetahui olah raga yang tepat untuk fisik anda.
* Makanlah makanan yang sehat. Pilihlah makanan yang rendah lemak, lemak jenuh dan kolesterol. Makanlah bermacam jenis buah dan sayuran.
* Bila anda menderita kencing manis, kontrolah penyakit anda dengan baik. Jika tidak tertangani dengan baik, kencing manis atau diabetes akan merusak pembuluh darah sehingga mempermudah terjadinya atherosklerosis.
* Waspadahlah terhadap gejala atau tanda dini dari stroke. Segerahlah ke dokter bila anda mengalami kesemutan yang tidak jelas penyebabnya, sakit kepala yang berat secara tiba tiba, penglihatan kabur, kesulitan berbicara dan tiba tiba terjatuh atau pingsan. Gejala awal stroke sering disebut dengan Transient Ischemic Attack(TIA) yang sangat berpotensi terjadinya stroke.

MUTU JURNALISME

MUTU JURNALISME

Apakah semua wartawan menjalankan investigasi?

Jawabnya bisa ya bisa tidak. Sebagian wartawan mengatakan setiap reporter seorang investigator. Namun ada yang mengatakan tidak. Wartawan yang ikut pertemuan pers, menyodorkan tape recorder dan kadang-kadang terima amplop, pasti bukan seorang investigator.

Ada juga yang berpendapat setiap wartawan seyogyanya menjadi seorang investigator. Atau dipertajam lagi, ada yang mengatakan bahwa setiap wartawan harus bisa menjadi seorang investigator. Entah itu wartawan liputan kota atau reporter bisnis. Bahkan wartawan yang bertugas meliput mode juga bisa jadi investigator. Logikanya, kejahatan tak mengenal bidang-bidang liputan. Di mana-mana bisa terjadi kejahatan.

Sebagian wartawan juga mengatakan bahwa investigasi adalah pekerjaan jurnalisme yang dikaitkan dengan upaya membongkar apa-apa yang kesalahan dan dirahasiakan. Namun apakah membongkar skandal antara seorang redaktur dengan mantan sekretarisnya juga dikategorikan investigasi? Apakah membongkar skandal seorang politikus dan seorang aktivis perempuan bisa dikategorikan investigasi? Berhakkah media masuk hingga ke ruang pribadi ini? Apa beda investigative reporting dan in-depth reporting?


DARI MUCKRAKING HINGGA INVESTIGATIVE REPORTING

Sebelum masuk ke perdebatan-perdebatan tersebut, ada baiknya kita melihat apa yang terjadi di negara-negara lain yang tradisi persnya, lebih tua dari Indonesia. Di Amerika Serikat, istilah investigative reporting mulai populer pada 1975 ketika di Columbia didirikan Investigative Reporters and Editors Inc. Sebelumnya ada istilah muckraking journalism, antara 1902 hingga 1912, ketika majalah McClure's menerbitkan laporan-laporan yang membongkar politik uang elite Washington. Sekarang IRE jadi salah satu organisasi terkemuka dalam masalah investigasi dengan anggaran $800,000 per tahun[2]. Setiap tahun IRE mengadakan seminar teknik-teknik baru dalam investigasi, baik dalam pengelolaan database maupun spesialisasi tertentu (lingkungan hidup misalnya), serta memberikan hadiah buat karya-karya investigasi yang bagus di seluruh Amerika Serikat. Ia memperkenalkan sistem riset lewat internet maupun pemakaian penginderaan jarak jauh.

Di Asia saya kira Filipina yang pertama kali memiliki organisasi. Philippines Center for Investigative Journalism didirikan sekelompok wartawan muda pada 1989, sesaat setelah diktator Ferdinand Marcos melarikan diri dari Manila. Direktur PCIJ Sheila Coronel datang ke Indonesia dan memberikan ceramah di Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta dan Ujungpandang pada 1-11 Oktober 1999[3]. Menurut Coronel, mereka mendirikan PCIJ karena media di mana mereka bekerja tak menyediakan suasana yang memungkinkan bagi wartawan-wartawan muda itu untuk membuat in-depth reporting maupun investigative reporting. Budaya newsroom di Filipina lebih banyak dihabiskan untuk meliput breaking news daripada analisa yang mendalam.

Pada November 1998 di Cambridge, Amerika Serikat, juga diadakan pertemuan perdana dari International Consortium of Investigative Journalists yang memberikan penghargaan buat wartawan-wartawan yang berkarya dengan baik di bidang investigasi. Untuk pertama kali penghargaan ini diberikan kepada Nate Thayer dari mingguan Far Eastern Economic Review Hongkong atas jerih-payah Thayer mewawancarai tokoh Khmer Merah Pol Pot[4].

Di Indonesia sendiri kurang jelas mulai kapan istilah liputan investigasi mulai populer. Namun setidaknya ada beberapa majalah yang secara eksplisit pada 1990-an menggunakan kata "investigasi." Dwi-mingguan Tajuk yang didirikan tahun 1996 memposisikan dirinya sebagai majalah "berita, investigasi dan entertainmen". Majalah Tempo juga menambahkan satu rubrik "Investigasi" ketika terbit kembali 6 Oktober 1998[5].

Namun apa yang dinilai sebagai “investigasi” yang mungkin paling terkenal di Indonesia adalah liputan harian Indonesia Raya atas kasus korupsi di Pertamina dan Badan Logistik antara 1969 dan 1972. Harian itu melaporkan dugaan korupsi besar-besaran di Pertamina dengan memanfaatkan sumber-sumber anonim dari dalam perusahaan negara tersebut. Pertamina dan Presiden Suharto menolak adanya korupsi. Walaupun Indonesia Raya terkesan agak crusading dalam liputannya namun beberapa tahun kemudian terbukti bahwa Pertamina memang penuh dengan korupsi hingga hampir membangkrutkan pemerintahan Suharto.

Dalam lima tahun terakhir ini, saya pikir liputan investigasi skala internasional yang dilakukan oleh wartawan Indonesia adalah investigasi tentang skandal emas Busang yang dibuat oleh wartawan lepas Bondan Winarno. Ia melanglang buana, pergi ke Calgary dan Toronto di Kanada, Manila di Filipina serta hutan rimba Busang di Kalimantan untuk menelusuri investigasinya yang dituangkan dalam bentuk sebuah buku.[6] Bondan juga menelusuri berbagai dokumen tentang pertambangan mineral dan cara-cara untuk "meracuni" mata bor dengan "emas luar" sedemikian rupa sehingga dibuat kesimpulan ada cebakan emas yang luar biasa besarnya di bawah permukaan hutan Busang.

Intinya Bondan menganggap Michael de Guzman, geolog senior Bre-X, "meracuni" sample hasil pemboran mereka dan melakukan kejahatan canggih untuk memperkaya diri mereka. Bondan secara mengejutkan juga memperkirakan bahwa de Guzman masih hidup, tidak mati bunuh diri seperti diberitakan. Bondan melaporkan bahwa mayat yang ditemukan di tengah hutan Busang itu tidak memiliki gigi palsu di rahang atasnya seperti yang dimiliki de Guzman. Geolog Filipina ini juga mempunyai gaya hidup mewah, suka berfoya-foya, main perempuan, yang tidak cocok dengan tipe orang yang memiliki kecenderungan untuk melakukan bunuh diri. Aneh juga bahwa de Gusman tidak duduk di samping pilot helikopter namun di belakang. Bondan mewawancarai dua orang dokter yang melakukan autopsi terhadap jasad tersebut serta seorang dari empat isteri de Guzman.

Dari gambaran sekilas atas pekerjaan Bondan maupun Nate Thayer sudah bisa kita ketahui bahwa investigative reporting memang lebih berat dari rata-rata pekerjaan jurnalisme sehari-hari. Bondan butuh waktu dua bulan penuh untuk mengerjakan investigasinya. Thayer bahkan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyakinkan Khmer Merah bahwa ia layak untuk mewawancarai Pol Pot.

Goenawan Mohamad dari majalah Tempo menyebut investigative reporting sebagai jurnalisme "membongkar kejahatan." Ada suatu kejahatan yang biasanya ditutup-tutupi. Wartawan yang baik akan mencoba mempelajari dokumen-dokumen bersangkutan dan membongkar keberadaan tindak kejahatan di belakangnya.

Namun pemahaman ini perlu dibedakan antara investigasi yang dikerjakan oleh seorang wartawan atau sebuah tim wartawan dengan liputan media atas hasil investigasi pihak lain. Ketika mingguan Panji Masyarakat memuat rekaman pembicaraan antara Presiden B.J. Habibie and Jaksa Agung Andi M. Ghalib pada pertengahan Februari 1999, banyak pengamat media yang mengatakan bahwa itulah investigative reporting. Ahli hukum media Abdul Muis dari Universitas Hasanuddin mengatakan secara etis Panji tidak bisa disalahkan karena pemuatan itu bagian dari investigative reporting.[7] Muis mengatakan bahwa Panji melakukan investigasi. Terlepas dari keberanian Panji dalam menurunkan pembicaraan itu dengan pertimbangan adanya public interest dalam perbincangan tersebut, Prof. Muis lupa bahwa rekaman tersebut bukan dikerjakan Panji sendiri. Yang melakukan investigas bukan Panji karena majalah itu hanya mendapatkan kaset rekamannya saja. Bukan menyadap pembicaraan telpon itu sendiri.

Robert Greene dari Newsday --sering sebagai "Bapak Jurnalisme Investigasi Modern"-- membatasi liputan investigasi sebagai karya seorang atau beberapa wartawan atas suatu hal yang penting buat kepentingan masyarakat namun dirahasiakan oleh mereka yang terlibat. Liputan investigasi ini minimal memiliki tiga elemen dasar: bahwa liputan itu adalah ide orisinil dari wartawan, bukan hasil investigasi pihak lain yang ditindaklanjuti oleh media; bahwa subyek investigasi merupakan kepentingan bersama yang cukup masuk akal untuk mempengaruhi kehidupan sosial mayoritas pembaca suratkabar atau pemirsa televisi bersangkutan; bahwa ada pihak-pihak yang mencoba menyembunyikan kejahatan ini dari hadapan publik.[8]


DUA BAGIAN DARI PROSES INVESTIGASI

Mula-mula seorang wartawan investigator adalah wartawan yang tidak menerima mentah-mentah pernyataan sumber-sumber resmi. Seorang wartawan yang mau melakukan pekerjaan riset yang dalam, tekun merekonstruksi suatu kejahatan dan tidak kenal lelah untuk mengejar sumber-sumber yang penting, kira-kira itulah bayangan pekerjaan dalam jurnalisme investigasi.

Sumber-sumbernya banyak. Dokumen-dokumennya bertumpuk. Jelas bahwa sebuah karya investigasi tidak bisa dibuat hanya dengan mengandalkan sebuah laporan pemeriksaan polisi atau keterangan pers sebuah lembaga swadaya masyarakat. Walaupun ukuran waktu bersifat sangat nisbi, namun sebuah laporan investigasi biasanya makan waktu cukup lama. Bisa setengah tahun namun bisa juga setahun tergantung pada ukuran dan cakupan investigasi tersebut.

Menyelidiki perdagangan senjata antar-negara dan penggunaannya oleh para serdadu bayaran tentu lebih lama daripada investigasi penyalahgunaan dana pembangunan Pasar Pagi di kota Tegal. Perdagangan senjata biasanya melibatkan kejahatan terorganisasir di beberapa negara. Serdadu bayaran juga beroperasi lintas batas. Namun ukuran waktu memang nisbi. Kalau mereka yang dianggap melakukan penyalahgunaan renovasi Pasar Pagi ternyata sudah melarikan diri ke luar negeri, tentu waktu yang dibutuhkan lebih lama daripada sekedar mengejar sumber-sumber antara Tegal dan Jakarta (dalam negeri).

Dalam skala internasional, investigasi memang kebanyakan berkaitan dengan perdagangan senjata, operasi militer rahasia, operasi kelompok-kelompok bisnis raksasa berbau korupsi-kolusi, penyelundupan obat bius maupun penyelundupan tenaga manusia secara global (baik dalam bisnis pelacuran maupun perbudakan modern). Bondan menyelidiki manipulasi contoh emas Busang hingga ke kantor Bre-X di Calgary maupun situs Busang di dalam hutan-hutan Kalimantan Timur. Bondan juga pergi ke Manila untuk menemui saudara perempuan Michael de Guzman untuk mencari jejak ke arah dental record geolog Bre-X tersebut. Thayer harus mondar-mandir antara Bangkok, Phnom Penh dan hutan-hutan perbatasan Thailand-Kamboja untuk mengejar sumber-sumbernya di kalangan Khmer Merah.

Coronel secara singkat membagi proses investigasi ke dalam dua kali tujuh bagian. Pembagian ini untuk mempermudah seorang investigator dalam mengatur sistematika pekerjaannya. Bagian pertama merupakan bagian penjajakan dan pekerjaan dasar. Sedangkan bagian kedua sudah berupa penajaman dan penyelesaian investigasi:

Bagian Pertama

• Petunjuk awal (first lead)
• Investigasi pendahuluan (initial investigation)
• Pembentukan hipotesis (forming an investigative hypothesis)
• Pencarian dan pendalaman literatur (literature search)
• Wawancara para pakar dan sumber-sumber ahli (interviewing experts)
• Penjejakan dokumen-dokumen (finding a paper trail)
• Wawancara sumber-sumber kunci dan saksi-saksi (interviewing key informants and sources)

Petunjuk awal bisa berupa apa saja. Ia bisa berupa sebuah berita pendek di suratkabar. Ia juga bisa berupa sebuah surat kaleng yang menunjuk adanya ketidakberesan dalam suatu lembaga tertentu. Ia juga bisa berupa telpon dari seseorang tak dikenal. Atau petunjuk ini juga bisa berupa suatu peristiwa besar yang sudah banyak diberitakan media massa namun masih menyimpan teka-teki yang kelihatannya menarik untuk dikejar. Teka-teki ini bakal menarik kalau si investigator menemukan sumber penting yang bisa membuka ke arah terbongkarnya teka-teki tersebut.

Indonesia memiliki banyak sekali peristiwa-peristiwa menarik untuk diselidiki. Katakanlah mulai dari isu keterlibatan oknum-oknum berseragam dalam huru-hara 14-16 Mei 1998. Sebuah petunjuk bisa saja muncul dari berbagai arah yang bisa dipakai untuk menyelidiki peristiwa tragis tersebut. Atau pembunuhan mereka yang dituduh sebagai dukun santet di daerah Banyuwangi dan Jember. Mengapa tiba-tiba bupati yang memerintahkan pendaftaran para dukun santet diganti sebelum masa jabatannya berakhir? Huru-hara juga meledak di mana-mana. Dari Ketapang di Jakarta hingga Karawang hingga Kupang dan Ambon. Benarkah ada provokator dan kejahatan terorganisir di balik huru-hara tersebut? Seorang investigator seyogyanya sudah mengetahui latar belakang suatu kasus sebelum bisa mencium adanya petunjuk yang berharga.

Investigasi pendahuluan bisa berupa penggalian data lebih jauh, wawancara maupun peninjauan lapangan. Riset dikerjakan dengan teliti sebelum hipotesis ditetapkan. Pekerjaan yang terarah dan tajam praktis baru dikerjakan setelah hipotesis terbentuk. Bondan Winarno menggunakan metode deduksi untuk mencari data dan membuktikan hipotesisnya. Mula-mula dengan pencarian dan pendalaman literatur. Lantas dikombinasi dengan wawancara para pakar dan sumber-sumber ahli agar si investigator mendapatkan latar-belakang teknik yang memadai sebelum melangkah lebih jauh.
Coronel menekankan pentingnya pencarian dokumen-dokumen maupun wawancara sumber-sumber kunci dan saksi-saksi. Dokumen ini penting karena di sanalah biasanya ketentuan-ketentuan yang mengikat bisa dijadikan barang bukti. Dokumen juga bisa dipakai untuk mempertentangkan pernyataan-pernyataan nara sumber yang berbohong. Di Indonesia banyak sekali pejabat atau pemimpin perusahaan yang setengahnya "berbohong" dengan cara menjawab pertanyaan wartawan secara diplomatis atau bahkan dengan memutar-balikkan logika. Keberadaan dokumen tertulis dengan mudah akan membantah semua kebohongan.

Pekerjaan terakhir dalam tahap pertama ini adalah wawancara dengan orang-orang kunci. Pekerjaan ini seringkali makan waktu lama karena jarak maupun waktu. Orang-orang kunci tidak harus orang-orang dengan jabatan tinggi. Seorang tukang perahu dekat Samarinda bisa menjadi sumber penting dalam investigasi Bre-X untuk membuktikan bahwa "peracunan emas" tidak dilakukan di gudang Loa Duri (seperti dilaporkan Asian Wall Street Journal). Atau seorang isteri yang bisa menegaskan bahwa suaminya memiliki gigi palsu di rahang atas. Memang sumber-sumber kunci dalam Bre-X juga termasuk John Felderhof, geolog senior yang juga atasan Michael de Guzman, namun yang seringkali terjadi orang-orang macam ini keberatan untuk bicara dengan wartawan.

Bagian Kedua

• Pengamatan langsung di lapangan (first hand observation)
• Pengorganisasian file (organizing files)
• Wawancara lebih lanjut (more interviews)
• Analisa dan pengorganisasian data (analyzing and organizing data)
• Penulisan (writing)
• Pengecekan fakta (fact checking)
• Pengecekan pencemaran nama baik (libel check)

Pengamatan langsung di lapangan seyogyanya dilakukan dengan berbekal peta geografis dari lokasi di mana investigasi dipusatkan. Wartawan seringkali melupakan tinjauan dari aspek geografis. Padahal banyak keputusan militer maupun dagang yang dibuat berdasarkan pertimbangan geografis. Ahli penginderaan jarak jauh Christopher Simpson dari American University berpendapat bahwa 80 persen keputusan bisnis maupun dagang ditentukan oleh pertimbangan geografis[9].

Pengorganisasian file akan mempermudah investigator untuk menganalisai dan mencari benang merah atau pola dari berbagai data temuannya. Investigasi akan pembunuhan dukun santet, misalnya, akan lebih mudah bila dibuat matriks yang mencatat kecenderungan-kecenderungan korban pembunuhan. Entah lokasinya, metode pembunuhan atau pola penyebaran desas-desus. Dalam kasus korupsi yang canggih yang melibatkan banyak orang juga akan terbentuk suatu pola bisa semua data yang ada dimasukkan dalam database dengan rapi.

Penulisan laporan merupakan teknik tersendiri yang tentu tidak meninggalkan teknik pembuatan angle, focus dan outline. Data yang sedemikian banyaknya tentu memerlukan seleksi yang ketat untuk memilih mana yang perlu dan mana yang kurang perlu. Walaupun media elektronik di Indonesia belum pernah punya reputasi harum dalam hal investigasi, namun ini lebih disebabkan masalah sejarah dan kepemilikan media elektronik. Cepat atau lambat, investigasi juga akan masuk ke media yang pengaruhnya luas sekali ini. Alat-alatnya pun menjadi lebih rumit. Entah dalam bentuk kamera tersembunyi atau alat rekam ultra sensitif.

Pengecekan fakta (fact checking) sangat penting walau banyak diremehkan wartawan. Apalah arti kerja keras berbulan-bulan bila seorang sumber dengan enteng mengatakan, "Investigasi apa itu? Menulis ejaan nama saya saja salah!" Banyak sekali kesalahan yang kelihatannya remeh namun bisa merusak penilaian orang akan laporan tertentu. Nama orang, tanggal kejadian, hubungan darah antar satu sumber dengan yang lain, jumlah anak, nilai transaksi dan sejuta data lain, harus disisir satu demi satu agar semua data akurat.

Wartawan Richard Lloyd Parry dari harian Independent (London) membuat laporan yang luar biasa soal terjadinya pembunuhan orang-orang Madura oleh orang Dayak di Kalimantan Barat antara Desember 1996 hingga Januari 1997. Parry menulis laporan sepanjang 40 halaman pada majalah Granta terbitan London. Data-datanya luar biasa. Peristiwa penjagalan manusia digambarkan dengan detail. Kuburan-kuburan dibongkar dan tengkorak-tengkorak dihitung. Namun pada halaman awal karangannya, Parry membuat kesalahan kecil: Partai Demokrasi Indonesia disebutnya sebagai partai dengan nomor kontestan dua sedangkan Golongan Karya nomor tiga![10]

Pengecekan fakta ternyata tidak cukup. Dalam jaman di mana kebebasan pers makin terbuka, ancaman seringkali datang dari tuntutan dengan dasar pencemaran nama baik (libel check). Bondan mengatakan bahwa ia digugat pencemaran nama baik masing-masing Rp 1 triliun oleh mantan menteri pertambangan Ida Bagus Sudjana dan putranya Dharma Yoga Sudjana. Hingga kini kasus itu masih ada dalam proses hukum.
Kedua belah pihak tidak mau mundur atau melakukan penyelesaian di luar hukum. Bondan harus membayar pengacara untuk membuktikan bahwa ia tidak bersalah. Namun ongkos pengacara tidak murah bukan? Bahkan menurut Bondan, biaya untuk melalang buana ke Kanada dan Filipina masih lebih murah dibanding biaya yang sudah dikeluarkannya untuk membayar pengacara. Sebuah penerbitan bisa bangkrut bila tuntutan pencemaran nama baik terbukti benar. Sementara buat wartawan semacam Bondan, mundur berarti membiarkan reputasinya sebagai wartawan dipertanyakan. Jadi sama-sama sulit. Maju kena mundur kena.

Kesimpulannya, tak ada cara lain yang bisa dilakukan seorang wartawan daripada melakukan konsultasi hukum dengan ahli hukum perdata secara benar sebelum laporannya naik cetak atau disiarkan. Editor juga banyak berperan untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya gugatan pencemaran nama baik. Prinsip cover both side seringkali sangat membantu untuk menghindar dari jeratan tuntutan pencemaran nama baik. Dalam kasus Bondan, ia memang beberapa kali mencoba mewawacarai Sudjana, namun kurang berhasil hingga naik cetak.


HIPOTESIS DAN TEKNIK

Salah satu hal yang banyak membedakan antara in-depth reporting dan investigative reporting adalah ada atau tidaknya hipotesis dalam penelusuran tersebut. Saya berpendapat bahwa dalam batasan tertentu investigative reporting adalah fase kelanjutan dari in-depth reporting. Majalah Panji Masyarakat jelas tidak memiliki hipotesis ketika mereka menurunkan laporan pembicaraan telpon Habibie-Ghalib. Namun keadaan ini akan berbeda bila Panji memutuskan untuk melanjutkan pekerjaan itu dan melakukan investigasi sendiri. Dalam melakukan in-depth reporting seorang wartawan bisa berangkat praktis dari nol atau dari sekedar membaca kliping-kliping koran. Ketika wartawan itu sudah jauh lebih banyak mengetahui duduk persoalan sebenarnya --setelah melakukan banyak wawancara, membaca tumpukan dokumen serta mendatangi tempat-tempat yang berhubungan dengan liputannya-- saat itulah ia pada titik hendak melakukan kegiatan lanjutan atau tidak. Liputan lanjutan inilah yang lebih bersifat investigatif. Membongkar kejahatan. Mencari tokoh-tokoh jahat dan merekonstruksi kejahatan-kejahatan mereka. Hipotesis sangatlah penting untuk membantuk wartawan memfokuskan dirinya dalam suatu investigasi.

Jakob Oetama dari harian Kompas mengatakan kepada saya bahwa salah satu halangan kegiatan investigasi di harian tempatnya bekerja adalah iklim ewuh-pekewuh terhadap mereka yang dianggapnya terlibat dalam kejahatan tersebut. Keadaan ini yang membuat harian terbesar di Indonesia ini mengalami kesulitan untuk mengejar dan menyelidiki hipotesis-hipotesis yang mereka pikirkan.

Bondan Winarno dalam investigasinya soal Busang mengajukan hipotesis bahwa kematian Michael de Guzman tidak wajar dan aneh. Ia juga curiga bahwa de Guzman adalah otak dari "peracunan" sample emas Busang sehingga harga-harga saham Bre-X naik berkali-kali lipat di mana de Guzman juga sangat diuntungkan. Bondan curiga bahwa mayat yang ditemukan di hutan Busang itu bukanlah mayat de Guzman.
Bagaimana mungkin mayat orang yang jatuh dari ketinggian 800 kaki masih utuh?
Untuk membuktikan hipotesis tersebut, Bondan mula-mula bicara dengan dokter-dokter yang memeriksa jasad tersebut. Ia menemukan bahwa para dokter Indonesia yang mengatakan bahwa mayat itu mayat de Guzman hanya mendasarkan pengamatannya dari pakaian yang dilaporkan dikenakan oleh de Guzman. Sementara itu dari salah seorang isteri maupun teman-temannya, Bondan menemukan bahwa de Guzman memiliki gigi palsu. Sementara mayat itu tidak ada gigi palsunya.

Bondan juga terbang ke Filipina untuk mencari saudara-saudara de Guzman maupun mantan pembantu-pembantunya di Busang --Cesar M. Puspos dan Jerome Alo-- yang semuanya menolak menemui Bondan. Keluarga de Guzman bahkan menolak untuk memberikan alamat dokter gigi yang biasa merawat Michael. Sementara pembantu-pembantunya seolah-olah raib tertelan bumi. Tidakkah ini indikasi bahwa ada yang aneh dengan "kematian" Michael de Guzman?

Bondan memakai seperangkat teknik untuk membuktikan hipotesisnya. Selain wawancara panjang lebar di beberapa sudut dunia, ia juga mengadakan riset yang panjang, bahkan belajar tentang teknik pertambangan, untuk mendukung investigasinya. Salah satu kelebihan Bondan adalah sikapnya yang sopan. "Sikap santun itu penting. Ini sikap yang penting dalam investigasi," ujarnya. Dengan modal sopan-santun ini pula Bondan menegaskan prinsipnya bahwa ia tidak mau mencuri.

Soal mencuri atau tidak memang jadi isu yang sulit sekali. Banyak wartawan yang berpendapat bahwa dalam investigasi, segala cara dibenarkan, termasuk mencuri dana, mencuri pembicaraan orang maupun mencuri informasi. Panda Nababan, wartawan senior majalah Forum Keadilan, berada pada kubu yang membenarkan pencurian data[11]. Nababan memakai teknik apa saja untuk mendapatkan data. Ia pernah "menipu" petugas bandara Jakarta dengan mengaku dirinya sebagai seorang pejabat tinggi militer dalam kasus pembajakan pesawat Garuda Woyla. Dalam kesempatan lain Nababan juga pernah mencuri dokumen di mobil seorang pejabat tinggi yang hendak menyerahkan dokumen itu kepada Presiden Suharto.

Perdebatan antara boleh tidaknya mencuri data ini memang sangat erat terkait dengan masalah etika dan hukum. Namun secara umum ada beberapa teknik yang biasanya dipakai seorang investigator:
• Riset dan reportase yang mendalam dan berjangka waktu panjang untuk membuktikan kebenaran atau kesalahan hipotesis;
• Paper trail (pencarian jejak dokumen) yang berupa upaya pelacakan dokumen, publik maupun pribadi, untuk mencari kebenaran-kebenaran untuk mendukung hipotesis;
• Wawancara yang mendalam dengan pihak-pihak yang terkait dengan investigasi, baik para pemain langsung maupun mereka yang bisa memberikan background terhadap topik investigasi;
• Pemakaian metode penyelidikan polisi dan peralatan anti-kriminalitas. Metode ini termasuk melakukan penyamaran. Sedangkan alat-alat bisa termasuk kamera tersembunyi atau alat-alat komunikasi elektronik untuk merekam pembicaraan pihak-pihak yang dianggap tahu persoalan tersebut. Ini memang mirip kerja detektif;
• Pembongkaran informasi yang tidak diketahui publik maupun informasi yang sengaja disembunyikan oleh pihak-pihak yang melakukan atau terlibat dalam kejahatan.

Hipotesis biasanya disusun dengan beberapa pertanyaan dasar. Pertama-tama adalah pertanyaan tentang aktor pelaku kejahatan. Siapa yang bertanggungjawab atas penyalahgunaan dana masyarakat tersebut? Siapa yang memicu huru-hara? Siapa yang mula-mula menyebarkan sentimen anti-etnik atau anti-agama tertentu? Siapa yang melakukan insider trading? Siapa yang mula-mula berkepentingan agar dukun-dukun santet dibunuh?

Dalam investigasi Bondan, ia berteori bahwa kasus Bre-X itu dilakukan oleh Michael de Guzman dan anak-anak buahnya yang dari Filipina. Bukan oleh almarhum David Walsh, orang nomor satu Bre-X, maupun John Felderhof, geolog senior Bre-X yang juga atasan de Guzman. Walaupun kedua orang itu juga diuntungkan oleh ulah de Guzman, namun mereka tidak terlibat dalam skandal ini. Felderhof boleh jadi mengetahuinya namun tidak mencegahnya. Bondan mendapatkan jawaban tertulis dari Felderhof.

Selain hipotesis tentang aktor pelaku, juga perlu ditanyakan cara-cara suatu kejahatan dilakukan. Bagaimana penyalahgunaan itu dilakukan? Bagaimana cara sample mata bor lubang-lubang Busang dicampur dengan emas luar agar ada kesan temuannya memang besar sekali? Bagaimana cara Michael de Guzman menipu sekian banyak konsultan independen yang memperkuat hasil temuan Bre-X? Apa konsekuensi dari penyalahgunaan tersebut? Apa yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya?

Hipotesis ini yang terus-menerus diteliti, diuji dan disimpulkan benar-tidaknya. Kalau kemudian terbukti bahwa hipotesis itu salah, seorang investigator harus dengan besar hati mengakui bahwa tidak terjadi kejahatan di sana. Kasus ditutup. Setiap investigasi memang mengandung kemungkinan bahwa hasilnya ternyata tidak sedramatis yang diperkirakan. Dan hasil yang negatif ini juga seringkali disertai dengan keputusan bahwa hasil investigasi tersebut tidak layak diteruskan.

Kesannya memang sia-sia. Mungkin biaya besar dan waktu lama juga sudah dikeluarkan. Selain itu, seringkali pekerjaan investigasi ini memancing mereka yang dirugikan untuk mengajukan tuntutan hukum. Alasannya pencemaran nama baik. Hipotesis Bondan, misalnya, bisa saja salah kalau suatu saat ia menemukan bukti baru bahwa mayat itu ternyata benar mayat de Guzman. Bondan tentu tidak bisa dibenarkan bila salahnya hipotesis itu tidak diungkapkan namun fakta-fakta yang menyesatkan yang justru dipakai. Padahal ia sudah bekerja keras dan mengeluarkan uang cukup banyak untuk melakukan investigasi itu. Ironisnya, dalam kasus buku "Sebungkah Emas di Kaki Langit" ini Bondan justru tidak mendapat gugatan hukum dari keluarga de Guzman. Ia justru mendapat gugatan pencemaran nama baik dari keluarga Ida Bagus Sudjana. Bondan masih beruntung! Dalam banyak kasus, taruhannya bahkan nyawa.


PENULISAN DALAM SISTEM MEMO

Investigasi yang baik perlu didukung oleh sistem pelaporan yang baik pula. Apalah artinya investigasi yang mahal dan makan waktu bila hasil akhirnya disajikan dengan buruk? Penulisan perlu dibuat menarik. Untuk itu metode penulisan dari pekerjaan besar ini harus didukung oleh sebuah sistem memo.

Sistem ini pada dasarnya adalah sebuah alat bantu buat wartawan untuk mengatur pekerjaan mereka secara lebih sistematis. Sistem ini membantu reporter bekerja lebih mudah dan lebih cepat untuk mencari data dan menyusun arsip. Sistem memo terutama sangat berguna untuk membantu sebuah tim (bahkan seorang wartawan) untuk bekerja sama secara rapi dalam mengerjakan proyek mereka.

Seorang koordinator tim juga bisa memetik keuntungan dari sistem ini. Ia bisa mengetahui setiap perkembangan dari proyek yang sedang dipimpinnya. Ia misalnya dengan teratur bisa membaca laporan-laporan dari anggota-anggota timnya dan dengan cepat bisa memutuskan materi apa yang harus dikembangkan.

Sistem memo ini juga mempermudah penulisan draft final. Alasannya sederhana saja. Dengan secara teratur dan disiplin membuat memo, proses penulisan investigasi menjadi sebuah proses yang dinamis. Penulisan laporan final, entah dalam bentuk buku atau artikel, menjadi sebuah proses kerja yang lebih sederhana karena semua bahan sudah tersedia dan secara teratur diperbarui terus-menerus. Pekerjaan final hanya tinggal dilakukan dengan menyusun blok demi blok sesuai dengan outline laporan yang hendak dibuat.

Sistem memo lagi-lagi diperkenalkan oleh BOB GREENE (dob 6/5/1930) dari Newsday. Ia pada mulanya membuat sistem ini untuk keperluan investigasi di mana pengecekan data-data dibuat dengan sangat hati-hati dan menyeluruh. Sistem memo yang diperkenalkannya sekarang diadopsi oleh banyak organisasi berita di seluruh dunia termasuk International Consortium of Investigative Journalists.

Pertama-tama, ada dua tip yang diperkenalkan oleh GREENE. Nama orang senantiasa diketik dengan huruf besar. Hal ini akan mempermudah editor, koordinator tim atau reporter dalam membaca memo-memo yang berdatangan setiap hari. Seperti tertera dalam artikel ini, penyebutan nama pertama kalinya senantiasa ditambah dengan date of birth (dob). Ini penting karena sebuah sumber boleh jadi baru berumur 68 tahun ketika diwawancarai. Namun ketika naskah diterbitkan umurnya sudah 69 tahun.

Memo ini pada dasarnya adalah produk kerja seorang wartawan; ia merupakan kompilasi dari apa yang dilihat sang wartawan, didengarnya, dibacanya, dibauinya, dirasakannya dan dicicipinya. Seorang wartawan harian atau wire service tidak memakai memo. Laporan harian itu sendiri sudah merupakan kumpulan memo. Mereka yang pernah bekerja di Reuters atau Associated Press tentu mengetahui bagaimana rasanya membuat berita yang diturunkan hampir setiap hari kalau tidak setiap jam.

Memo hanya dipakai untuk mereka yang bekerja dalam periode waktu yang panjang. Bisa mingguan dan yang penting yang terlibat dalam penulisan buku atau investigasi skala besar. Cara tradisional untuk menggunakan jolt note sebelum seorang wartawan menulis laporannya jelas tidak efisien. Ini cara yang kuno. Berapa dari kita yang masih bisa membaca tulisan tangan kita sendiri setelah seminggu? Dan berapa banyak orang yang bisa mengerti tulisan tangan kita? Apabila seorang koordinator membutuhkan jolt note anggotanya, seberapa besar kemungkian bagi si koordinator untuk memahami semua coretan tangan reporternya?

Kalau anggota tim hanya dua orang, dengan mudah keduanya bisa duduk berdua dan membandingkan jolt note. Namun kalau anggota lebih dari empat dan tinggal di tempat-tempat yang berbeda?

Sekedar contoh. Investigasi huru-hara Kebumen. Ada cukup banyak reporter yang bekerja dari Kebumen. Namun mereka merasa tidak cukup. Perlu ada pekerjaan yang dilakukan di Jakarta, Yogyakarta, Semarang dan Ambarawa. Bahkan mereka membutuhkan bantuan tenaga luar untuk terjun di Kebumen. Berapa dana yang harus dikeluarkan bila setiap kali semua anggota tim harus rapat dan diskusi bersama?
GREENE membagi memo dalam dua macam: "copy ready" dan "procedural."
Memo copy ready meliputi semua fakta yang sudah diverifikasi dan bisa diatribusikan dengan jelas (bedakan antara 'off the record' atau 'background' dengan 'attribution' and 'not to be quoted' dan beri kotak dalam jolt note). Memo jenis ini disusun dalam blok-blok yang kelak bisa dipakai dengan mudah dalam sebuah laporan.

Memo ini jelas bukan cerita. Ia bukan cerita jadi karena blok-blok tersebut masih harus diatur dalam komposisi yang siap untuk publikasi. Ia belum memiliki jembatan, lead atau detail lain. Namun memo juga tidak perlu mengikuti aturan 'awal, tengah dan akhir.' Memo ini secara sederhana hanya sekumpulan blok-blok yang dibuat berdasarkan perkembangan harian atau dua harian untuk dipakai dalam konstruksi laporan lebih lanjut.

Ia juga bukan sekedar pemindahan dari jolt note ke komputer. Saya mengambil asumsi bahwa wartawan yang sudah terlibat dalam proyek-proyek skala besar tentu bukan wartawan pemula. Memo ini disusun tidak dengan urutan kronologi dari mulut sang sumber namun berdasarkan subyek.

Memo prosedural meliputi semua fakta yang belum diverifikasi. Teori, spekulasi dan tip termasuk dalam kategori ini. Sebuah sumber bisa menghasilkan dua macam memo. Dalam kasus Kebumen misalnya. Seorang perwira militer mengatakan bahwa Prabowo Subianto ada di Kebumen pada saat yang hampir bersamaan dengan terjadinya huru-hara untuk menengok kuburan kakeknya. Ini fakta yang sudah diverifikasi. Namun ketika perwira ini berspekulasi bahwa Prabowo terlibat kerusuhan, kita harus memasukkannya dalam memo prosedural.

Semua memo ini disentralisasikan pada suatu lokasi yang disepakati bersama. Karena ini sudah jaman internet, memo sebaiknya dikirimkan lewat internet kepada koordinator tim bersangkutan. Ia akan mengeditnya menjadi memo 'copy ready' yang lebih baik dan nantinya akan menyimpannya di database.

Pengiriman memo harus memenuhi jadwal yang telah ditentukan bersama. Bersama dengan datangnya memo-memo ini, koordinator tim bisa melakukan diskusi dengan anggota-anggota timnya. Kalau perlu ada perbaikan atau pengejaran hal tertentu bisa segera diputuskan. Syukur bila database memo ini bisa diletakkan dalam web server yang dilengkapi dengan password. Server ini sebaiknya dilengkapi dengan search engine sehingga bisa diakses oleh semua anggota tim tanpa harus menerima email setiap hari.

Bila semua bahan sudah lengkap dan penulisan final sudah siap dilakukan, wartawan yang bertugas menulis dengan mudah bisa memanfaatkan memo-memo tersebut. Kalau ia harus menulis laporan sepanjang 10,000 kata, katakanlah, ia harus membaca memo-memo sepanjangan 100,000 kata. Sistem ini juga dengan mudah bisa mengatasi proyek yang terbengkalai gara-gara reporternya mengundurkan diri. Seorang anggota tim baru atau koordinator baru akan memiliki kemudahan untuk melanjutkan proyek yang terganggu jalannya itu.

Database ini sebaiknya disimpan. Database ini jangan dibuang setelah proyek berakhir. GREENE memiliki database sejak tahun 1972. Dan dalam banyak hal, blok-blok yang semula tidak kita pakai, lima atau sepuluh tahun lagi, ternyata menjadi sangat berguna.
Investigasi memang akhirnya menjadi sebuah pekerjaan yang bukan saja makan waktu, sulit, penuh disiplin tapi juga berbahaya. Namun resiko besar ini yang tampaknya justru membuat investigasi makin diminati oleh wartawan yang suka tantangan, maupun masyarakat pembaca suratkabar, pendengar radio maupun pemirsa televisi. Kompetisi media yang makin ketat membuat kemungkinan untuk membuat investigasi makin meningkat. Namun kompetisi ini bisa jadi lunak apabila pola kepemilikan media justru didominasi kelompok-kelompok bisnis yang lebih cenderung mengejar hardnews daripada analisa dan kedalaman suatu berita. Apapun yang terjadi, investigative reporting adalah salah satu pengembangan jurnalisme yang paling memikat, paling menantang, paling mahal dan paling tinggi resikonya.

Singkat kata, selamat berpetualang dan bersenang-senang dengan investigasi!

Serpong, 8 Februari 1999

Andreas Harsono
Institut Studi Arus Informasi




[1] Makalah untuk pelatihan investigative reporting yang diadakan oleh tabloid mahasiswa Bulaksumur, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 20-24 Februari 1999.

[2] Lihat: "Search opens for IRE executive director", IRE Journal, November-December 1996. IRE juga memiliki website http://www.ire.org yang memiliki link dengan situs-situs riset lewat internet buat para wartawan.


[3] Sebagian ceramah Sheila Coronel dalam perjalanannya itu juga dipakai di sini terutama yang berkenaan dengan hipotesis dan proses investigasi. Coronel datang ke Indonesia atas undangan dari Institut Studi Arus Informasi yang bekerja sama dengan Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerbitan Yogya (LP3Y) serta Lembaga Pers Dr. Soetomo mengadakan program pelatihan investigative reporting selama enam bulan di Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta dan Ujungpandang Oktober 1998 hingga April 1999. Saya juga mengadakan wawancara lewat internet dengah Coronel [22/1/1999]. Lihat juga http://www.pcij.org.ph. Sedangkan hasil pelatihan bisa dilihat pada http://crashprogram.cjb.net.

[4] Lihat: situs http://www.icij.org yang juga memiliki link dengan berbagai organisasi pers di seluruh dunia termasuk mereka yang memberikan beasiswa buat wartawan. ICIJ juga memberikan bantuan riset internet buat wartawan lewat situsnya.

[5] Tempo bahkan menjadikan laporan investigasi mereka atas wanita Indonesia keturunan Cina sebagai korban pemerkosaan huru-hara Mei 1998 sebagai laporan kulit depan perdana mereka. Tempo menemui mereka yang membantu korban-korban pemerkosaan. Namun Tempo lebih banyak memfokuskan dirinya pada kontroversi ada tidaknya, atau jumlah, perempuan Cina yang diperkosa, daripada mencari siapa yang melakukan pemerkosaan. Lihat: TEMPO, 6-12 Oktober 1998, "Pemerkosaan: Cerita dan Fakta."

[6] Lihat: Bondan Winarno, "Bre-X Sebungkah Emas di Kaki Langit," Penerbit Inspirasi Indonesia, Jakarta, 1997. Saya juga melakukan wawancara dengan Bondan Winarno lewat telpon Minggu, 24 Januari 1999 untuk mengetahui metode dan hipotesisnya dalam investigasi Busang ini. Ia juga memberikan ceramah mengenai bukunya di Institut Studi Arus Informasi Kamis, 7 Februari 1999.

[7] Lihat: "Prof. Dr. Haji Andi Abdul Muis, SH", Kompas, 21 Maret 1999.

[8] Lihat: John Ullmann, "Investigative Reporting: Advanced Methods and Techniques," St. Martin Press, Inc., New York, 1995, hal. 2. Robert Greene adalah salah satu wartawan terkemuka di Amerika Serikat. Pada tahun 1967 ia mendirikan unit investigasi Newsday yang memenangkan dua Pulitzer Prize pada tahun 1970 dan tahun 1974. Greene pula untuk memiliki ide untuk mengumpulkan puluhan wartawan Amerika Serikat untuk datang ke Arizona menyusul terjadinya pembunuhan terhadap wartawan Arizona Republic Don Bolles tahun 1976. Wartawan-wartawan itu datang untuk bekerja lebih giat membongkar apa yang diliput Bolles dan menyebabkan kematiannya. Bolles dan Greene ikut mendirikan IRE pada tahun 1975.

[9] Christopher Simpson dalam ceramah ICIJ 7 November 1998 di Cambridge. Lihat juga "Journalists' Guide to Experts in Remote Sensing" [Spring 1997] dan "Journalists' Guide to Remote Sensing Resources on the Internet" [Spring 1997].

[10] Richard Llyod Parry, "When Young Men Die," Granta No. 62, London, Summer 1998.

[11] Panda Nababan bercerita tentang caranya "mencuri" laporan Dirjen Perhubungan Laut Fanny Habibie dari mobil Habibie ketika pejabat ini hendak berangkat menemui Presiden Suharto dalam masalah tenggelamnya kapal Tampomas II. Nababan mengatakan ini semua dalam sebuah diskusi tentang investigasi di Institut Studi Arus Informasi Selasa 15 Desember 1998