SENYUMLAH

PENGANTIN BARU

Sepasang pengantin baru mengalami gangguan kesehatan. Setelah diperiksa dengan teliti, dokter memberitahu bahwa penyakit mereka disebabkan oleh hubungan seks yang terlalu kerap.

"Untuk sementara waktu ini, anda berdua sebaiknya melakukan hubungan seks.cukup dua kali seminggu Untuk memudahkan mengingat, saya sarankan untuk melakukan hubungan, hanya pada hari yang bermula dengan huruf S, yaitu Selasa dan Sabtu," saran dokter.

Akan tetapi pada malam ketiga berpuasa dari t hubungan sex, si suami tidak dapat lagi menahan nafsunya lalu mencumbui isterinya yang sedang tidur sehingga isterinya terjaga.

"Hari ini hari apa bang?" tanya si isteri.

hari "Sumaat" dek


INTEL INDONESIA LEBIH HEBAT

Ditengah carut marutnya wajah lembaga intelijen kita, masih ada satu hal yang membuat kita bangga. Ternyata dalam hal menerapkan kerahasiaan dalam tugas, intelijen Indonesia-lah yang menerapkannya pada level yang paling ketat.

Di Inggris, agen MI6 biro yang satu tidak mengetahui apa yang dikerjakan oleh agen MI6 dari biro lainnya.

Di Israel, agen Mossad satgas yang satu tidak mengetahui apa yang dikerjakan rekannya dari satgas lain.

Di Amrik, agen CIA bahkan tidak tahu apa yang dikerjakan sesama agen di sebelahnya.

Tapi itu belum apa-apa dibanding agen indonesia. Di sini seorang intel tidak tahu apa yang dia kerjakan


REPORTER BARU

Seorang reporter muda ditugaskan untuk meliput suatu peristiwa pembunuhan. Oleh perusahaan dia disewakan sebuah mobil lengkap dengan sopirnya.

Setelah tiba di tempat kejadian, terlihat sangat banyak kerumunan orang. Sang reporter mewawancarai beberapa orang yang berdiri di tengah-tengah kerumunan mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Selain itu, dia juga mewawancarai beberapa anggota keluarga dan beberapa tetangga, tapi dia merasa belum puas.

Lalu dia melihat seseorang yang bertampang ramah dan sepertinya tidak asing. Si reporter lalu berpikir, "Wah ... kelihatannya Bapak yang satu ini baik dan dia sering tersenyum padaku, pasti dia bersedia memberikan keterangan yang lebih akurat."

Si Reporter mendekati Bapak tersebut dan mulai mengajukan beberapa pertanyaan.

Reporter : "Apakah anda tetangga korban?"
Bapak : "Oh ... bukan."
Reporter : "Wah .. kalau begitu anda keluarganya!"
Bapak : "Bukan juga"
Reporter : "Kalau begitu apa hubungan anda dengan korban atau
kejadian ini?"
Bapak : "Tidak ada"
Reporter : "Lalu mengapa anda ada di sini?"
Bapak : "Sebab aku adalah sopir yang membawamu kemari."



GILA TAPI GA BODOH

Suatu hari, Mulatto yang mahasiswa psikologi bersama ketiga temannya datang ke sebuah Rumah Sakit Jiwa untuk mengadakan penelitian kejiwaan disana. Mulatto kebetulan dapat pinjaman mobil mewah baru ayahnya. Dengan bangga ia mengendarai mobil baru bersama teman-temannya.

Sepulang dari penelitian, tiba-tiba ban mobil Mulatto kempes tepat di dekat pintu gerbang Rumah Sakit Jiwa. Mulatto pun turun sambil memaki-maki dalam hati.

"Sial, sudah seharian ngumpul orang gila sekarang ban mobil gue kempes lagi", gerutu Mulatto.

Mulatto lalu turun dari mobil dan mengganti ban mobil yang kempes dengan ban cadangan. Malangnya, saat akan memasang kembali ban mobil, keempat mur jatuh ke dalam lubang saluran air.

"Sial.. sial.. sial...!", maki Mulatto.

Jono, Ngaripun, dan Tukul teman Mulatto pun hanya bisa mengangkat tangan.

"Terus gimana Jan?", tanya Tukul.

"Nggak tahu, masa kita mesti jalan ke bengkel cari mur?", jawab Mulatto.

Tiba-tiba seorang pasien Rumah Sakit Jiwa yang dari tadi mengawasi keempat mahasiswa psikologi itu nyeletuk, "Ambil aja dari masing-masing roda satu mur lalu pasang di situ. Ntar kalau sudah ketemu bengkel baru beli mur lagi."

Mulatto dan kawan-kawan tersenyum girang dan mulai melepas satu mur dari masing-masing roda untuk memasang roda yang murnya hilang.

Setelah bersusah payah, akhirnya keempat roda sudah terpasang dan mobil sudah siap jalan lagi. Tiba-tiba terbersit satu pikiran di benak Mulatto.

"Loh, bapak tadi bisa ngasih saya ide cemerlang. Lalu kenapa bapak bisa di Rumah Sakit Jiwa?", tanya Mulatto.

"Saya di sini karena gila mas. Bukan karena bodoh", jawab si pasien sambil ngeloyor pergi.