KENALI DAN HAYATI TUHAN MELALUI SIFAT-SIFATNYA

Sebagai umat Islam kita percaya dengan seyakin-yakinnya bahwa Tuhan kita adalah Allah dan Dia itu ada. Ia mempunyai banyak sifat. Boleh dikatakan bahwa Tuhan mempunyai sekalian sifat Jamal (keindahan), sifat Jalal (kebesaran) dan sifat Kamal (kesempurnaan).

Allahu Akbar merupakan salah satu sifat Tuhan, di dalamnya terkandung atau terhimpun seluruh sifat-sifat Allah yang sempurna yaitu Jamal (keindahan), sifat Jalal (kebesaran) dan sifat Kamal (kesempurnaan). Sebagai yang terpokok yang wajib diketahui ialah sifat Tuhan yang dua puluh yang akan kita huraikan di bawah ini. Yang lebih terperinci dan disebut dalam Al Quran ialah asmaul husna yang 99.

Kalau secara detail Maha Besarnya Tuhan itu, Dia mempunyai sifat-sifat yang sempurna yang tidak dapat dihinggakan atau dibilang. Kerana itulah di dalam sembahyang perpindahan dari rukun ke rukun disuruh menyebut Allahu Akbar. Di dalam apa sahaja kemenangan disuruh jangan tinggalkan menyebut Allahu Akbar. Fahamlah kita dalam Allahu Akbar, Tuhan ada mempunyai himpunan sifat-sifat yang sempurna yang tidak berkesudahan. Menyebut sahaja Allahu Akbar, ertinya kita mengakui keseluruhan sifat-sifat kesempurnaan-Nya.

Allahu Akbar ini kalaulah Tuhan rasakan kepada gunung-ganang, akan hancur-luluhlah gunung. Kalau Allah Taala rasakan kepada lautan, akan bergelombang besarlah laut, banjirlah dunia. Matilah semua kehidupan di laut dan di daratan. Jika kehebatan Allahu Akbar itu dirasakan kepada langit, maka akan runtuhlah langit. Berguguran segala matahari dan bulan dan seluruh planet, kiamatlah dunia sebelum Kiamat. Kalau Allah Taala rasakan pula kepada bumi, bergerak dan bergelombanglah bumi, mati semua kehidupan. Jika dirasakanlah kepada para binatang, akan matilah bergelimpangan di daratan dan di lautan.

Allah Taala rasakan Allahu Akbar kepada orang yang bertaqwa mengikut ketaqwaannya. Tuhan sukat rasa itu mengikut peringkat-peringkatnya. Kalaulah Tuhan rasakan kepada golongan yang bertaqwa Allahu Akbar itu, lebih daripada yang sepatutnya, di waktu itu matilah mereka kerana tidak tahan dengan rasa kehebatan Allahu Akbar. Maha Besar Tuhan, Maha Agung, Zat Yang Maha Esa.

Siapa sahaja tidak terasa kehebatan Tuhan, atau tidak gementar dengan kebesaran Allah, Rohnya sudah mati sebelum kematian badannya. Marilah kita berlindung dengan Allah, daripada tidak terasa kebesaran Tuhan.
Tauhid Sifat 20

Tauhid ini diasaskan oleh Abu Hasan Al Asyari ketika umat Islam sedang dipengaruhi dan disesatkan oleh fahaman-fahaman falsafah yunani. Abu Hasan Al Asyari waktu itu terlalu cemas, karena ahli falsafah datang merosakkan akidah umat. Ahli falsafah waktu itu datang membawa kesesatan, maka untuk menolak kesesatan itulah ia keluarkan tauhidnya. Priority utama Abu Hasan Al Asyari mujadid yang Allah kirim di waktu itu adalah untuk mempertahankan akidah umat, bukan sampai pada peringkat untuk menghayati rasa bertuhan. Tapi ini lebih baik walaupun belum dihayati. Ia terpaksa memilih tidak dihayati daripada kesesatan. Memang kita akan terasa, belajar tauhid macam sifat 20 ini terasa letih. Sekarang suasana sudah berubah, manusia perlu kaedah lain untuk belajar tauhid agar dihayati. Tetapi kalau tidak ada kaedah lain, lebih baik mempelajari tauhid Abu Hasan Al Asyari.

Dari sifat-sifat Allah yang sempurna dan tak berhingga itu yang wajib diketahui secara terperinci oleh setiap orang Islam yang sudah baligh dan berakal adalah :
20 sifat yang wajib (mesti ada ) pada Allah
20 sifat yang mustahil (tidak mungkin ada) pada Allah
1 sifat yang mubah (boleh ada-boleh tidak) pada Allah
Adapun sifat yang 20 yang mesti ada dan yang 20 mustahil pada Allah itu adalah :
1. Wujud

Wujud artinya Tuhan itu ada, mustahil Tuhan tidak ada.
Sungguh Maha Besar dan Pengasihnya Tuhan kepada manusia karena ia telah memperkenalkan kewujudan dan sifat-sifat diriNya melalui nabi-nabi dan rasul-rasulnya. Inilah nikmat yang terbesar bagi manusia.

Bukti atas adanya Tuhan ialah adanya diri kita, makhluk-makhluk dan alam semesta ini. Kalau Tuhan yang menjadikan alam ini tidak ada tentulah alam ini juga tidak akan ada. Kajian-kajian ilmiah modern membuktikan bahwa tidak mungkin diri kita, makhluk-makhluk dan alam semesta ini terjadi secara kebetulan saja, mesti melalui proses penciptaan dan pentadbiran yang sangat luar biasa. Kita melihat dengan mata kepala adanya diri kita, makhluk-makhluk dan alam, ini suatu bukti bahwa yang menjadikan ada. Yang menjadikannya itulah Allah, Tuhan kita.
Kalau kita melihat suatu rumah yang sudah jadi, bagus kelihatannya, sudah barang tentu kita yakin bahwa ada tukang yang membuatnya. Kita yakin tidak mungkin rumah itu akan jadi sendiri tanpa ada tukang yang membuatnya.

Firman Tuhan dalam Quran :

Artinya : Tiada yang berbisik bertiga melainkan Ia yang keempat, tiada yang berbisik berempat melainkan Ia yang kelima, tiada yang berbisik berlima melainkan Ia yang keenam, tiada kurang dari itu, tiada lebih dari itu melainkan Ia bersama dimana mereka berada (Al-Mujadalah : 7)

Teranglah bahwa Tuhan ada dan Ia mengetahui apa yang terjadi di langit dan di bumi. Ia mengetahui bisik-bisikan hati seseorang. Untuk lebih mengenali dan menghayati wujudnya Tuhan, Rasulullah menyuruh kita untuk bertafakur :

Terjemahan : Berfikir satu saat itu lebih baik dari ibadah setahun.

Anjuran berfikir bertujuan menyadarkan manusia tentang sifat wujud dan Maha Kuasanya Allah. Perkara-perkara yang bisa difikirkan adalah tentang diri sendiri. Allah mulakan kejadian kita hanya dari setitik mani. Harga setitik mani lebih rendah dari harga sebiji padi, kalau saja Allah tidak menanamkannya ke dalam rahim wanita. Tidak juga akan berharga kalau Allah tidak memelihara, menghidupkan dengan memberi segala keperluan untuk tinggal di dalam rahim. Belum juga akan berharga sekiranya Allah tidak memudahkan jalan keluar baginya ke atas bumi, dan belum juga akan berharga kalau tidak dibesarkan Allah serta diberi akal pikiran.

Fikirkan pula nikmat-nikmat Allah yang kita gunakan saat ini. Mata, telinga, kaki, tangan dan semuanya sangat penting untuk keperluan hidup. Allah kurniakan tanpa menagih bayaran sesen pun dari kita. Padahal harga sepasang kaki palsu saja beribu ribu ringgit. Gigi palsu juga mahal. Apa lagi harga mata, telinga, lidah, hati dan akal yang Allah karuniakan, sesungguhnya tidak ternilai. Dengan apa akan dibalas pemberian yang begitu besar? Fikirkan pula apakah kita sudah berterima kasih kepada Allah? Sudahkah kita tunaikan suruhan-Nya? Sudah berhentikah kita dari membuat perkara-perkara yang dilarang-Nya? Cukupkah sudah bakti kita sebagai hamba, untuk membalas pemurah dan kasih sayang Allah pemelihara kita itu?

Sesudah berfikir dan membuat kesimpulan, hati terus terbuka, terasa kewujudan, kepemurahan dan kekuasaan Allah SWT. Selanjutnya hati akan menyadarkan akal tentang perlunya Allah itu disembah. Hati selanjutnya akan mengarahkan kaki, tangan dan seluruh anggota lahir menunaikan perintah Allah dan berhenti dari mengerjakan larangan-larangan-Nya. Kalau tidak begitu, sangat sesuailah ditangiskan, karena butanya hati sebenarnya lebih parah dari butanya mata.

Kemudian dongakkan muka ke langit! Lihat matahari yang naik dan turun, memberi panas dan menjadikan waktu bermusim-musim, bulan yang mengecil dan membesar, menjadikan malam kadang-kadang gelap, kadang-kadang terang, menjadikan air laut pasang dan surut. Lihat bintang-bintang yang berkerdipan, menghias langit indah berseri-seri. Lihatlah semua itu. Sebutlah Allah! Resapkan di hati betapa kuasanya DIA. Pemurahnya DIA. Dengan itu mudah-mudahan akan lembutlah hati untuk tunduk menyembah dan mengabdikan diri pada-Nya. Bersabda Rasulullah SAW yang bermaksud:

Siapa yang mendongak ke langit, melihat bulan dan bintang, kemudian terasa di hatinya betapa kuasa-Nya Allah, maka sebanyak jumlah bintang-bintang itulah dosanya diampunkan.

Demikianlah semua itu membuktikan wujud dan Maha Berkuasanya Tuhan.

2. Qidam

Tuhan bersifat Qidam, ertinya Tuhan tidak berpermulaan ada-Nya. Mustahil Ia berpermulaan ada-Nya, kerana kalau Ia berpermulaan ada-Nya maka samalah ia dengan makhluk. Kalau Ia sama dengan makhluk maka Ia bukan Tuhan. Selain dari pada itu, kalau Ia berpermulaan ada-Nya, maka siapakah yang menjadikan makhluk yang terdahulu dari pada-Nya. ?
Dalil dari Al-Quran atas Qidamnya Tuhan ialah , Firman-Nya :

Ertinya :Dia-lah ( Tuhan ) yang tidak berpermulaan ada-Nya dan pula tidak berkesudahan ada-Nya,Dia-lah yang lahir wujud-Nya,Dia-Lah yang tersembunyi (Zat-nya) dan Dia tahu tiap-tiap sesuatu (Al Hadiid : 3)

Alam ciptaan Tuhan ini berpermulaan, Tuhanlah yang menciptakan semuanya. Begitu teratur dan canggihnya pentadbiran Tuhan sehingga sampai sekarang para professor dan saintist yang mencoba menafikan wujudnya Tuhan belum dapat membuktikan bahwa alam semesta ini terjadi dengan sendirinya. Mereka sampai pada kesimpulan bahwa alam ini mesti dicipta oleh Tuhan. Hasil kajian ilmiah mereka juga belum dapat mengira berapa banyak alam ini dan bila alam-alam itu dicipta oleh Tuhan.

3. Baqa

Tuhan bersifat Baqa. Erti Baqa ialah kekal selama-lamanya, mustahil Ia akan lenyap (habis). Tuhan tidak mungkin akan habis, karena kalau Ia tidak ada lagi, maka siapakah yang menjadi Tuhan sesudah-Nya? Tuhan kekal buat selama-lamanya dan Ia akan mengekalkan pula syurga dan nereka bersama penghuni-penghuninya.
Dalil dalam Al-Quran bahwa Tuhan bersifat kekal ialah :

Ertinya :Segala sesuatu akan lenyap kecuali Zat-Nya (Al Qashash : 88)

Berlainan dengan Tuhan, alam ciptaan Tuhan ini akan lenyap, kecuali yang dikekalkan oleh Tuhan. Para saintist juga sampai pada kesimpulan bahawa satu saat alam semesta ini akan hancur.

4. Mukhalafatuhu Lil Hawaditsi

Tuhan bersifat Mukhalafatuhu Lil Hawaditsi. Ertinya Tuhan berlainan dengan sekalian makhluk, mustahil Ia serupa dengan makhluk yang Ia ciptakan. Kalau Tuhan serupa dengan makhluk, maka Ia bukan Tuhan lagi, karena itu mustahil (tidak mungkin) Ia serupa. Tuhan Besar, Tinggi, Agung dengan segala kebesaran, ketinggian dan keagungn-Nya, tidak ada suatu jua diantara makhluk yang menyerupai-Nya dalam kebesaran, ketinggian dan keagungan-Nya itu. Dalil sifat ini dalam Al-Quran :

Ertinya :Tiada yang menyerupai-Nya suatu juga Ia mendengar lagi Melihat (Asy-Syura : 11)

Barang siapa yang mengatakan bahwa Tuhan duduk serupa duduk kita diatas kursi, atau turun serupa turun kita dari tangga atau mempunyai muka serupa dengan muka kita atau mempunyai kaki serupa kaki kita, maka orang itu menentang dan ia akan menurunkan darjat Tuhan.
Seperti dikatakan Tuhan tidak sama dengan makhluk ciptaanNya. Bila kita faham kedudukan makhluk, tahu kedudukan barang ciptaan Tuhan, kemudian kita tidak tahu bagaimana Tuhan, itulah ilmu. Kalau kita tahu bagaimana Tuhan,itu pembohongan bukan ilmu, ertinya kita sudah sesat. Kalau sesat dari segi syariat kedudukannya mungkin haram saja. Begitu juga sesat dari segi tasawuf. Tapi kalau sesat di sudut aqidah dapat mengakibatkan syirik.


Contoh perbezaan antara Tuhan dan makhluk :
Kalau makhluk berada dalam masa, Tuhan tidak ada dalam masa. Kalau makhluk terlibat dalam malam dan siang, Tuhan tidak terlibat dalam malam dan siang.
Tuhan juga tidak memerlukan ruang seperti makhluk. Sedangkan makhluk, kalau tidak berada di kanan, dia di kiri. Kalau tidak ada di atas dia di bawah, kalau tidak berada di depan dia di belakang. Tapi Tuhan tidak begitu. Tuhan tidak bertempat. Dia tetap bersama kita di mana kita berada. Tapi dia tidak berada macam kita berada. Tidak pula dia diistilahkan jauh dan dekat mengikut ukuran benda. Jauhnya tidak berjarak, dekatnya tidak pula bersempadan
Tidak tahunya kita tentang Tuhan, itulah tahu, itulah erti ilmu. Bererti kita tahu tentang Tuhan. Kalau tentang makhluk tidak tahu, itu memang tidak tahu. Sedangkan tentang Tuhan, bila tidak tahu itulah pengetahuan.
Tuhan itu tidak terlibat dengan masa, sebab Ia yang menciptakan masa. Sedangkan makhluk terlibat dengan masa.

5. Qiyamuhu Binafsihi

Tuhan Allah bersifat Qiyamuhu Binafsihi. Artinya ialah, bahwa Tuhan berdiri sendiri dan tidak memerlukan pertolongan orang lain, mustahil memerlukan pertolongan orang lain. Kalau Ia memerlukan pertolongan orang lain maka Ia adalah lemah, tidak sempuna dan tidak berhak menjadi Tuhan. Tuhan Allah Kuasa, gagah, tegak, berdiri sendiri, tidak memerlukan pertolongan siapapun juga. Ia sudah sempurna, tidak memerlukan apa-apa.
Seandainya seluruh manusia berpakat untuk kafir dan tidak menyembahNya, kesempurnaanya tidak berkurang. Begitu juga bila seluruh manusia berpakat untuk menyembah dan mengabdikan diri kepadaNya, kesempurnaanya tidak bertambah. Tuhan tidak memerlukan ibadah atau apa saja dari makhluk ciptaanNya. Sebaliknya merekalah yang berhajat dan memerlukan pertolongan dari Tuhan setiap saat. Tanpa pertolongan Tuhan tidak mungkin makhluk akan ada, hidup dan berbuat apa saja.

Tuhan ciptakan makhluk seperti manusia, gunung, sungai, binatang dll setidak-tidaknya ada 2 tujuan :
1. Tuhan ingin memperlihatkan kebesarannya,Tuhan tidak berhajat pada itu semua. Tuhan ciptakan berbagai-bagai, tetapi Tuhan hanya bermaksud menunjukkan Tuhan maha besar, maha agung, maha hebat dll.
2. Keperluan makhluk itu sendiri. Apa yang Tuhan ciptakan itu, faedahnya kembali pada makhluki bukan kepada Tuhan.
Dalil Tuhan bersifat Qiyamuhu Binafsihi ini dalam Al-Quran ialah :

Ertinya : Bahwasanya Allah tidak memerlukan makhluk (Al-Ankabut : 6)

6. Wahdaniah
Tuhan Allah bersifat Wahdaniah. Ertinya Esa, Tuhan Allah Maha Esa, mustahil Ia banyak (berbilang) kalau Ia banyak tentu timbul perselisihan atau perbedaan faham antara mereka dan akan binasalah alam ini karena yang satu membawa ke hilir dan yang lain membawa ke mudir. Karena itu Tuhan Esa, Maha Tunggal.

Dalil sifat ini dalam Al-Quran :

Ertinya : Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa, tiada Tuhan selain Dia, Pengasih dan Penyayang (Al-Baqarah : 163)

Tuhan itu maha Esa, Tuhan itu satu. Satu itu kalau pada benda dapat di belah-belah,tapi Tuhan tidak dapat dibelah-belah. Bererti satunya Tuhan juga berbeda dengan satunya makhluk. Satu secara makhluk berbeda dengan Esanya Tuhan. Satunya makhluk dapat dipecah dan dibagi-bagi, misalnya makhluk itu kalau dia tidak bergerak, dia akan diam. Kalau tidak diam dia akan bergerak. Itulah tabiat makhluk Tuhan, tidak dapat dikatakan gerak atau diam. Kita tidak tahu bagaimana, hanya Tuhan yang tahu.
Kalau ada yang kata Tuhan itu dua atau lebih ertinya tuhan-tuhan itu lemah, sebab perlu dua. Yang satu separuh dan perlu untuk saling tolong menolong. Ini bukan Tuhanlah. Katalah tuhan-tuhan itu tidak bergaduh, kerana mereka berhikmah, tetapi tuhan-tuhan itu sudah bekerjasama, artinya lemah. Kalau lemah bukan Tuhanlah. Sifat kerjasama sifat hamba.

Kalau orang ingin besarkan diri, maka ia akan cari benda-benda yang ada pada dirinya dan tidak ada pada orang lain. Jadi kalaudua atau lebih tuhan sama-sama mempunyai sifat yang sama apa yang akan dibanggakan. Tuhan kalau tidak esa walau mereka dapat berbaik-baik, ertinya meletakkan Tuhan lemah. Salah satu sifat khusus Tuhan adalah esa, tunggal, tidak boleh dipecah-pecah. Kalau dia seperti makhluk, dia bukan Tuhan. Itulah konsep Tuhan. .

7. Qudrat

Tuhan Allah bersifat Qudrat. Erti Qudrat ialah kuasa, mustahil Ia lemah (dhaif). Kalau Ia lemah tentu makhluk-Nya tidak akan terjadi dan kalau lemah maka Ia bukan Tuhan. Kuasa Tuhan berbeza dengan kuasa makhluk, kerana kuasa makhluk bergantung dengan kuasa Tuhan dan ia terbatas. Kuasa Tuhan sempurna. Apa saja yang Tuhan kehendaki akan terjadi walau seluruh makhluk berusaha untuk melawannya dan apa saja yang Tuhan tidak kehendaki pasti tidak akan terjadi walaupun seluruh makhluk berusaha untuk menjadikannya.

Setiap saat Allah memperlihatkan kuasaNya melalui makhluk ciptaanNya. Apa saja yang terjadi pada makhluk semuanya kerana kuasa Tuhan. Beredarnya planet-planet dan bintang-bintang. Silih bergantinya siang dan malam serta musim-musim di Bumi, merupakan bukti maha berkuasanya Tuhan. Kuasa manusia tidak mampu untuk menghalang kuasa Tuhan. Tetapi sayangnya, umumnya manusia tidak terasa Kuasa dan kebesaran Tuhan. Setengah mereka mengembalikan keadaan alam semesta dan diri mereka itu ke dalam nature seolah alam semula jadi ini tiada yang mencipta. Ia terjadi dengan sendiri katanya. Yang sebenarnya manusia ini sudah menuhankan diri dia. Aneh, ilmu manusia begitu tinggi. Tapi, tidak memberi manfaat. Mereka mengenal dunia, tetapi tidak mengenal penciptanya. Mereka mengenal kuasa makhluk tetapi tidak mengenal dan merasa kuasa Tuhan.

Dalil sifat ini banyak dalam Al-Quran, diantaranya ialah :

Ertinya :Dan adalah Allah atas tiap-tiap suatu kuasa(Al-Ahzab : 72)

8. Iradah

Tuhan Allah bersifat Iradah. Iradah ertinya menetapkan sesuatu menurut kehendak-Nya dan mustahil Ia dipaksa oleh kekuatan lain untuk melakukan sesuatu. Kalau Ia dipaksa oleh kekuatan lain, maka Ia bukan lagi Tuhan, karena Ia sesuatu yang lemah.

Dalil sifat ini dalam Al Quran :

Ertinya :dan Tuhanmu menjadi akan yang Dia mahu dan yang Dia kehendaki (Qashash : 68)


9. Ilmu

Tuhan bersifat dengan ilmu. Erti Ilmu ialah berpengetahuan Tuhan Allah tahu seluruhnya, tahu yang telah dijadikan-Nya dan tahu yang akan dijadikan-Nya, mustahil Ia tidak tahu. Kalau Dia bodoh, tak tahu, tentulah Dia tak dapat mengatur alam ini. Sekarang ternyata bahwa alam ini berjalan menurut relnya dengan teratur rapi, yang membuktikan bahwa yang memegangnya dan yang mengaturnya adalah Tuhan yang paling tahu, yang paling pandai dan yang paling cerdik. Apa yang terjadi di alam semesta ini semua dalam pengetahuan Tuhan, baik yang sudah terjadi, yang sedang terjadi ataupun yang akan terjadi. Tidak ada yang tersembunyi dari pengetahuan Tuhan, hatta yang terlintas dalam hati seluruh manusiapun Tuhan mengetahuinya. Pertumbuhan dari sel-sel manusia, binatang, dan tumbuhan yang tak terhingga jumlahnya itu semua dalam pengetahuan dan pentadbiran Tuhan. Ilmu Tuhan begitu sempurna sehingga sekalipun seluruh air di alam ini digunakan sebagai tinta untuk menuliskan ilmu-ilmu Tuhan, sampai habis air itu ilmu Tuhan belum habis ditulis lagi.
Dalam Al-Quran diterangkan :
Ertinya : Dan Ia (Tuhan) mengetahui segala sesuatu (Al-Baqarah : 29)


10. Hayat

Tuhan Allah bersifat dengan hayat. Erti Hayat ialah hidup, mustahil ia mati. Kalau ia mati nescaya akan berantakan alam ini karena tidak ada yang mengemudikan lagi. Karena itu mustahil ia mati. Sebuah kereta yang sedang berjalan kalau pemandunya mengantuk saja akan terjunlah kereta itu ke jurang, apalagi kalau pemandunya mati. Alam yang luas ini, matahari dan bulan, planet-planet yang berjalan di ruang angkasa, kalau tidak ada Tuhan yang mengaturnya niscaya akan hancur luluhlah kita semuanya.
Hidupnya Tuhan berbeza dengan hidupnya makhluk yang memerlukan berbagai benda dan makanan untuk hidup. Hidupnya Tuhan tidak memerlukan apa-apa. Ia tidak dapat dibayangkan dan difikir-fikirkan oleh akal kita.
Dalam Al-Quran diterangkan :

Ertinya : Tiada Tuhan selain Ia, yang hidup dan tegak (Al Baqarah:255)


11. Sama

Sama ertinya mendengar. Tuhan Allah mempunyai sifat sama, iaitu mendengar, mustahil Ia tuli. Tuli adalah sifat kekurangan. Tidak masuk akal kalau Tuhan mempunyai sifat kekurangan. Jadi Raja saja tidak mungkin orang tuli, apalagi jadi Tuhan. Tuhan melihat dan mengetahui, melihat semuanya dan mengetahui semuanya, tidak ada sesuatu yang tersembunyi bagiNya. Karena itu jangan membuat dosa terhadapnya, baik sendirian apalagi di hadapan umum, karena Tuhan melihat dan mendengar semuanya itu. Kalau manusia untuk mendengar memerlukan telinga, udara, bunyi dan alat-alat lain dan ianya sangat terbatas, maka mendengarnya Tuhan tidak memerlukan semua itu, dan ianya tidak terbatas.

FirmanNya mengatakan :
" Dan Ia mendengar lagi melihat " (As Syura:11)


12. Basyar

Tuhan Allah bersifat Basyar, ertinya melihat, mustahil Ia buta. Buta adalah sifat kekurangan, amat suci Tuhan dari sifat kekurangan. Kalau Ia buta tentu kacau segala macam urusanNya.
Kalau manusia untuk melihat memerlukan mata, cahaya, dan alat-alat lain dan ianya sangat terbatas, maka melihatnya Tuhan tidak memerlukan semua itu, dan ianya tidak terbatas.
FirmanNya :

Dan Ia mendengar lagi melihat (As Syura : 11 )

Dan lagi firmanNya ;

"Apakah mereka menyangka bahwa Kami tidak mendengar rahsia dan bisik mereka. Ia, dan pula Rasul-Rasul kami (malaikat-malaikatNya) menukiskan pula. (Az-Zukhruf : 80)"

Disamping Tuhan mendengar dan melihat gerak geri dari sekelian pekerjaan manusia, juga Tuhan mengirim pula dua orang malaikatNya, (Kiraman Katibin) untuk menuliskan amal pekerjaan manusia itu.


13. Kalam

Tuhan mempunyai sifat Kalam. Arti Kalam ialah berkata, mustahil Ia bisu. Kalau Tuhan bisu tentu Ia tak dapat memerintah dengan baik. Tuhan mempunyai sifat berkata. Sifat-sifat ini, termasuk sifat Kalam, adalah sifat-sifat yang qadim yang berdiri atas Zat yang qadim, iaitu Zat Tuhan. Quran adalah sifat Allah yang qadim, bukan hadis, bukan makhluk, bukan ciptaan sebagai faham kaum Mu'tazilah. Adapun yang tertulis dan dibaca yang terletak di atas Mashhaf, maka itu adalah gambaran dari Qur'an yang qadim itu. Kita tidak boleh mengatakan Quran itu makhluk, walaupun yang dimaksud perkataan yang tertulis di atas mashhaf itu, kerana perkataan itu adalah gambaran dari kata Allah yang qadim. Kalamnya Tuhan berbeda dengan berkatanya makhluk. Berkatanya makhluk memerlukan lidah, bibir dan alat-alat lain dan ianya sangat terbatas, maka berkatanya Tuhan tidak memerlukan semua itu, dan ianya tidak terbatas.


Dalil bahasa Tuhan mempunyai sifat Kalam Adalah :

Ertinya : dan berkata-kata Tuhan dengan Musa sebenar berkata-kata" (An-Nisa' : 163)


14. Kaunuhu Qadiran

Tuhan bersifat dengan Kaunuhu Qadiran
Ertinya tetap selalu dalam keadaan berkuasa, mustahil Ia dalam keadaan lemah. Oleh kerana Tuhan mempunyai sifat Qudrat, maka Ia tetap selalu dalam keadaan berkuasa, tak pernah berhenti, sekejap mata pun. Dalilnya sama dengan sifat Qudrat tadi


15. Kaunuhu Muridan

Tuhan bersifat Kaunuhu Muridan. Ertinya tetap selalu dalam keadaan menghendaki, mustahil Ia dalam keadaan tidak menghendaki. Oleh karena Tuhan mempunyai sifat Iradah, maka Ia tetap selalu dalam keadaan menghendaki, Dalilnya sama dengan dalil sifat iradah


16. Kaunuhu 'Aliman

Tuhan Allah bersifat Kaunuhu 'Aliman. Ertinya tetap selalu dalam keadaan tahu, mustahil Ia dalam keadaan tidak mengetahui. Oleh kerana Tuhan mempunyai sifat ilmu, maka Ia tetap selalu dalam keadaan berilmu. Dalilnya sama dengan sifat ilmu.


17. Kaunuhu Hayyan

Tuhan Allah bersifat Kunuhu Hayyan. Ertinya Tuhan tetap sealu keadaan hidup, mustahil Ia dalam keadaan mati. Oleh kerana Tuhan mempunyai sifat Hayat, maka Ia selalu dalam keadaan hidup. Dalilnya sama dengan dalil sifat hayat.


18. Kaunuhu sami'an

Tuhan Allah bersifat Kaunuhu Sami'an. Ertinya tetap dalam keadaan mendengar, mustahil Ia dalam keadaan tuli. Oleh kerana Tuhan mempunyai sifat sama', maka Ia selalu dalam keadaan mendengar. Dalilnya sama dengan sifat sama'


19. Kaunuhu Basyiran

Tuhan Allah bersifat Kaunuhu Basyiran. Ertinya Tuhan dalam keadaan melihat, mustahil Ia dalam keadaan buta. Karena Tuhan mempunyai sifat Basyar, maka IA selalu dalam keadaan melihat. Dalilnya sama dengan sifat Basyar.


20. Kaunuhu Mutakalliman

Tuhan bersifat Kaunuhu Mutakalliman. Ertinya Tuhan tetap dalam keadaan berkata, mustahil Ia bisu. Oleh karena Ia mempunyai sifat kala, maka Ia tetap selalu dalam keadaan berkata. Dalilnya sama dengan dalil sifat Kalam.

Inilah yang dinamakan oleh kaum ahlussunah wal Jama'ah dengan sifat Tuhan yang dua puluh yang wajib dan diyakini seyakin-yakinnya oleh setiap orang muslimin yang baligh-berakal. Kalau sudah diyakini sifat yang 20 yang mesti ada pada Tuhan, dengan sendirinya kita mengetahui 20 sifat yang mustahil (tidak mungkin ada) pada Tuhan, yaitu lawan dari sifat 20 tadi.

Tinggal satu lagi, yaitu yang "harus" bagi Tuhan.

Arti harus di sini ialah boleh Ia kerjakan dan boleh tidak. Tuhan Allah harus (boleh membuat dan boleh pula tidak memperbuat) sekalian pekerjaan yang tidak mungkin diadakan, Tuhan tidak dipaksa untuk membuat atau tidak membuat.

Tuhan berfirman menyatakan sifat ini :

Ertinya : "Kalau Dia menghendaki Ia boleh mengasihi kamu dan kalau Dia menghendaki Ia boleh pula menghukum kamu" (Al Isra : 54)

Demikian 20 sifat yang wajib, 20 sifat yang mustahil dan 1 sifat yang harus bagi Tuhan semesta alam, yang wajib diketahui secara mendalam oleh setiap insan yang sudah baligh dan mempunyai aqal.

Orang yang tidak mengetahui secara mendalam sifat-sifat ini, niscaya ia tidak akan mengerti dan tidak akan yakin hal-hal yang bertalian dengan Tuhan atau Ketuhanan Yang Maha Esa.
Adapun nama-nama Tuhan adalah 99 banyaknya. Nama-nama itu sudah diterangkan oleh Nabi Muhammad SAW, sebagai tersebut dalam hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi. Nama-nama Tuhan tidak boleh dibuat-buat atau diada-adakan oleh manusia, tetapi harus yang diterangkan oleh Nabi. Begitulah menurut faham kaum Ahlussunah wal Jamaah.
Kerana itu Tuhan tidak boleh diberi nama, umpamanya dengan 'aqil' (yang berakal) atau "Syahin Syah" (Raja sekalian Raja) atau lain-lain.