MALACCA STRAIT JAZZ FESTIVAL

MALACCA STRAIT JAZZ FESTIVALJazz bukan hanya milik mereka yang tinggal dipulau Jawa terlebih-lebih lagi Jakarta. Jazz adalah milik semua orang khususnya buat mereka yang selalu berinisiatif menggelar berbagai pertunjukan jazz di daerah.

Adalah Malacca Strait Jazz Festival yang tahun ini memasuki penyelenggaraan yang kedua, menghadirakan sederetan nama dari dalam dan luar negeri dalam perhelatan selama tiga hari mulai 5 hingga 7 Juni 2008 , mengambil setting di Kompleks Bandarserai, Jl.Jend Sudirman, Pekanbaru - Riau.

Acara yang digelar gratis yang artinya memungkinkah lebih banyak orang dari berbagai lapisan atau strata ekonomi dapat menikmati musik yang kaya dengan improvisasi ini berkesempatan mencicipi penampilan Rieka Roslan & Troubadors, simakDialog, Tompi, Canzo feat. Sherly'O, Hendri Lamiri dkk, Zarro n the Vega, Tao Kombo Collective Messkeepers, Koko Harsoe & Friends, Notturno, the Real-Band, Donny Suhendra Trio, Netta KD, Zefa & Uncles, Andien dan Geliga, dan lain-lain. Tampil pula tamu asal Australia, Steve Hunter Trio dan BassGroove dari Malaysia.

Acara yang dipersembahkan oleh Yayasan RIAU JAZZ Turbulence, tahun ini mengambil tema Green Festival. Menurut Yusmar Yusuf, budayawan yang menjadi pengarah festival, ini sebuah langkah dalam membuka dialog antar peradaban dengan menggunakan bendera jazz untuk
membawa musik Melayu menjawab tantangan global. Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara hendak diarahkan menjadi homebase-nya musik jazz di kawasan sebelah barat Indonesia, ucap bersemangat Yusmar Yusuf lagi.

Tema Green sejalan dengan semangat untuk ‘menghijaukan’ kembali hati manusia Indonesia. Makna ‘green’, menurut Yusmar Yusuf, bisa berpembawaan alegoris dan metaforik. Di dalam kata ‘green’ tersemat keinginan merawat, memelihara, semangat feminin, menyejukkan,
menghidang, menyediakan, kemayu, semangat bodhista, semangat sasmita, sebuah perenungan dan sekaligus gerakan peradaban yang hanif.

Dengan jazz, Riau ingin menyapa globalisme, ini menurut Gubernur Riau, HM Rusli Zainal dalam siaran persnya beberapa waktu lalu pada Redaksi Wartajazz.com

Anda tertarik untuk segera menyiapkan perjalanan menuju Pekanbaru?. Informasi lebih lengkap dapat disimak melalui situs mereka Malacca Strait Jazz Festival

Kanker Payudara Pembunuh Para Wanita Karir

Kanker payudara merupakan pembunuh nomor dua bagi kaum wanita di Indonesia setelah kanker rahim. Umumnya kaum wanita usia produktiflah yang banyak terkena.

Memang masih banyak wanita yang tidak mengetahui bahwa kanker dapat ditangani dan dirawat hingga sembuh. Oleh sebab itu, diperlukan kesadaran untuk memeriksakan diri dan mencari bantuan medis sejak dini.

Setiap wanita sebenarnya dapat melakukan pemeriksaan sendiri dan bila mereka mendapatkan adanya benjolan di payudaranya, maka mereka dapat berkonsultasi dengan dokter untuk langkah-langkah selanjutnya berdasarkan standar WHO.

Menurut ketetapan WHO, wanita berusia antara 20-40 tahun perlu memeriksakan dirinya dengan alat mammografi setidaknya satu kali. Jika usianya 40-50 tahun, sebaiknya memeriksakan diri dua tahun sekali. Jika diatas usia itu, memeriksanya sebaiknya setiap tahun.

Mammografi merupakan radiologi pada payudara dengan perangkat pendeteksi yang dapat berbasis x-ray. Pemeriksaan ini kadang bersamaan dengan pemeriksaan berbasis ultra sound, atau yang tercanggih dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging).

Pemeriksaan ini dilakukan setelah pemeriksaan oleh dokter untuk adanya benjolan, perubahan bentuk payudara, warna cairan dari puting susu, perubahan kulit, benjolan di ketiak dan rasa nyeri. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran tentang kelenjar payudara dan bisa dilanjutkan dengan pemeriksaan patologi yaitu pengambilan jaringan.

Jika sudah terdeteksi, penanganan akan ditentukan oleh stadium penyebaran kanker. Dukungan keluarga merupakan faktor penting dalam penanganan dan perawatan pasien kanker payudara.

Sumber : InfoSehat