JIKA MENANG BONUS UNTUK IBU BEROBAT

Waktu kecil tidak pernah terpikir oleh Mery panggilan akrab dari Mery Duma Massora, kalau dirinya akan menjadi atlet takraw nasional seperti saat ini. Bagi Mery kecil cita – citanya adalah, ingin menjadi Polwan. Takraw saat itu hanyalah permainan yang kerap ia mainkan bersama teman kecilnya yang kebanyakan lelaki.

Bagi Mery masa kecilnya memang menyukai olahraga, khusunya olahraga yang banyak dimainkan oleh kaum hawa “ waktu kecil aku selain senang bermain takraw juga sering main bola dengan teman sebayaku , yang semunya cowok “ ungkap sambil tersenyum mengenang masa kecilnya.

Mery mengaku peretasi bermain takrawnya mulai muncul kepermukaan sejak ia duduk dikelas IV SD Negeri 473 Toraja. Saat itu Mery terpilih menjadi wakil sekolahnya untuk memperkuat team sekolahnya , mengikuti Porseni tingkat Sekolah Dasar se-Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi selatan.

Berbekal prestasi yang ia raih, pada porseni tingkat Sekolah Dasar se- kabupaten Tana Toraja itu, Mery terpacu untuk memperbaiki perestasinya. Putri dari pasangan Marthen Luther Mannalik dan AR Massora ini, mampu manjadi wakil daerah Kabupaten Tana Toraja mengikuti Pekan Olahraga Daerah ( Porda), sejak ia masih duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan saat dirinya masuki Sekolah Menengah Tingkat atas (SMA) dirinya terpilih untuk mengikuti Pendidikan Latihan (Diklat) Pekan Olahraga Nasional (PON) mewakili Sulawesi Selatan.

Mery gadis berpenampilan tomboy yang masih jomblo ini, mengaku ada banyak suka duka selama dirinya menjadi atlet takraw. Diantara suka duka itu yang tidak pernah ia lupakan , saat ia bersama dengan teman – teman satu timnya di Sulawesi selatan berangkat mengikuti Andalas Cup di Padang Sumatera Barat. Dengan menggunakan kapal laut selama empat hari empat malam.” Lelah, bosan pokoknya capek deh” kelakar mery meniru gaya bahasa anak muda yang lagi ngeren saat ini.

Pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Mery memperkuat tim Takraw Kalimantan Timur sebagai apit kiri (posisi smash) dirinya sangat optimis, ia bersama kawan-kawan satu timnya akan mampu menyumbangkan medali untuk kalimantan Timur.

Menurut Mery peta kekuatan tim takraw saat ini berbeda dengan sepuluh tahun lalu, dulu permainan takraw selalu di dominasi oleh tim dari propinsi angin mamiri Sulawesi Selatan. Tapi sekarang kekuatan tim takraw relatip merata di semua daerah, karena banyak banyakny atlet takraw asal propinsi tersebut yang pindah kedaerah lain termasuk dirinya.

Mery pindah dari tim asalnya di Sulawesi selatan ke Bontang pada tahun 2002 lalu. Alasan pindah, menurut Mery selain mencari pengalaman baru juga karena ingin mencari masa depan yang lebih baik.

Saat ini mery telah tercapat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan pemerintah kota Bontang. Ketika di singgung akan jumlah bonus Rp. 150 juta bagi penerima mendali emas pada PON XVII ini, kira-kira uangnya buat apa ya mer? “ wah walau masih melalui perjuangan keras tapi seandainya tim Kaltim memperoleh emas, saya berharap uang dari bonus itu bisa membnatu biaya berobat ibu saya yang sudah setahun sakit” ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Daftar perestasi Mery Duma Massora :

  1. Peringkat I regu Andalas Cup Tahun 1997 di Padang Sumatera Barat.

  2. Perngkat I Team Kejurwil Tahun 1998 di Manado.

  3. Peringkat I regu Kejurnas Kartini cupTahun 1998 di Makasar.

  4. Peringkat I Team Prapon Tahun 1999 di Kendari.

  5. Peringkat II Kartini cup Tahun 2000 di Makasar.

  6. Peringkat I Team PON XV Tahun 2000 di Surabaya.

  7. Peringkat II Kartini Cup Tahun 2000 si Makasar.

  8. Peringkatr III Team Hanoi cup Tahun 2001 si Vietnam.

  9. Peringkat II Team Kartini Cup Tahun 2002 di Makasar.

  10. Peringkat I Team Kejurwil Tahun 2002 dsi Bontang.

  11. Peringkat III Team Kejurnas Tahun 2002 di Jakarta.

  12. Peringkat I Regu Prapon Tahun 2003 di Palu.

  13. Peringkat III Team PON XVI Tahun 2004 di Palembang.

  14. Peringkat III Double Evant Kejurnas Tahun 2005 di Jakarta.

  15. Perinkat II Double Evant Tahun 2007 di Banjarmasin.

  16. Peringkat II Daouble Evant Kartini Cup Tahun 2008 di Bandung.


Tidak ada komentar: